Berita TerbaruKepulauan Meranti

Petani Kopi Liberika Meranti Dapatkan Pelatihan Pemasaran Berbasis Online dari Dosen UIR

CAKRAWALATODAY.COM – Selama ini budidaya kopi liberika tidak hanya di Teluk Buntal, tetapi sudah lebih dahulu dikembangkan di Pulau Rangsang, Kabupaten Kepulauan Meranti. Budidaya kopi liberika di Desa Teluk Buntal masih tergolong baru (4-5 tahun) dan memerlukan pengembangan usaha lebih lanjut.

Dalam hal ini, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau, diketuai Abd Razak Jer SE MSi dengan anggota Kamar Zaman SE MM, Dr Hazwari Hasan SE MM, Hasrizal Hasan SE MM, serta Riko Zuhendri Efendi melakukan pengabdian masyarakat kepada Kelompok Tani Hutan (KTH) Desa Teluk Buntal, Kabupaten Kepulauan Meranti yang merupakan UMKM binaan Kesatuan Pengeloaan Hitan (KPH) Tebing Tinggi.

“Pengabdian ini berfokus pada hasil kelompok tani tersebut yaitu kopi liberika yang merupakan salah satu kopi unggulan pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti,” kata Abd Razak Jer, belum lama ini.

Besarnya pangsa pasar dengan menjamur nya café-café yang menyediakan kopi dengan penyajian yang lebih artistik dan profesional (yang diracik oleh barista), sebut Abd Razak Jer, membuka kesempatan untuk berkembangnya kopi liberika. Pangsa pasar tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri.

UPT KPH telah melakukan pembinaan berupa bantuan alat roasting dan penggiling kopi sehingga kopi bisa siap jual di pasaran. Namun penjualan kopi gambut Liberika masih sangat terbatas hanya di Kabupaten Kepulauan Meranti. Angka Penjualan juga masih sangat kecil. Masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti belum terbiasa dengan cita rasa kopi liberika yang berbeda dengan kopi yang biasanya masyarakat konsumsi.

“Tujuan dilakukan pengabdian ini adalah untuk memberikan pelatihan mengenai pemasaran berbasis web dan platform online lainnya seperti shopee, lazada, tokopedia dan buka lapak,” terangnya.

Dijelaskan, pelaksanaan pengabdian diawali dengan peninjauan lokasi kopi yang umurnya lebih kurang 4 tahun sehingga pemanenan sudah dapat dilakukan. Setelah turun di lapangan, petani Rahmat memberikan informasi bahwa hasil panen yang dilakukan masih belum maksimal sehingga tim pengabdian mengambil sampel daun, bunga, putik, batang, dan tanah sehingga dapat dilakukan pengecekan di laboratorium agroteknologi untuk selanjutnya dapat mengetahui kondisi geografis yang optimal yang dapat meningkatkan kualitas panen petani kopi Teluk Buntal.

“Hasil kegiatan adalah pemahaman masyarakat terutama ketua KTH selaku pengelola dan pemilik usaha kopi gambut untuk mengenalkan produknya kepada masyarakat luas dan dapat meningkatkan penjualan melalui penggunaan penjualan berbasis web (platform online) baik shopee, lazada, maupun buka lapak,” demikian Abd Rzak Jer.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button