Uncategorized

Berdayakan IRT dan Remaja Putri Desa Insit, Dosen UIR Beri Penyuluhan Kewirausahaan Hasil Limbah Kayu Nibung

CAKRAWALATODAY.COM – Desa Insit merupakan pusat lokasi pengolah kayu nibung yang terdapat di Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau. Beberapa kelompok pengrajin telah menghasilkan produk dari kayu nibung seperti lemari, perabot, meja makan dan sebagainya.

Hasil karya pengrajin nibung ini sudah dipasarkan di daerah setempat maupun ke luar kota.

Pengolahan kayu nibung dinilai dapat membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.  Tak sekadar itu, limbah kayu nibung dinilau juga memiliki nilai ekonomis bila diolah dengan baik.

Karena itu, tim dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau melakukan pengabdian di Desa Insit. Tim diketuai oleh Suyadi SE MSi dengan anggota Drs H Abrar MSi Ak CA, Efi Susanti SE MAcc, serta Muhammad Isam pada pertengahan 2019.

Kegiatan pengabdian dilaksanakan di kediaman Wak Kasam, salah satu ketua kelompok tani kayu nibung, yang dihadiri beberapa kelompok tani kayu nibung lainnya di bawah binaan KPHP Tebing Tinggi Kepulauan Meranti.

“Kegiatan pertama yang dilakukan yaitu ceramah pemaparan materi tentang kemandirian usaha dalam memanfaatkan limbah dari kayu nibung. Sisa dari hasil pengolahan kayu nibung masih bisa diolah untuk menghasilkan produk yang bernilai ekonomi. Di antara produk yang dihasilkan yaitu peralatan rumah tangga seperti sendok, sarung untuk keris, dan asbak rokok,” terang Suyadi, akhir pekan lalu.

Kegiatan kedua, kata dia, yaitu studi lapangan dan observasi dengan langsung melihat pabrik pengolahan kayu nibung serta peralatan yang diperlukan dalam pengolahan kayu nibung tersebut.

“Selain itu kami juga diceritakan bagaimana memperoleh kayu nibung dari laut sampai pengolahan menjadi perabot, meja dan kursi sampai permasalahan yang kelompok tani hadapi dalam memasarkan produk kayu nibung,” ujarnya.

Akhir dari kegiatan ini adalah diskusi antara tim pengabdian dengan pengrajin kelompok tani kayu nibung di bawah binaan KPHP tebing tinggi. Harapannya bahwa adanya kemandirian usaha dalam mengelola limbah kayu nibung oleh kaum perempuan dan remaja yang berdampak terhadap ekonomi

“Dari hasil pengabdian yang dilakukan tim memperoleh kesimpulan bahwa para perempuan dan remaja telah memiliki kesadaran dalam mengolah limbah dari pengrajin kayu nibung. Namun pengelolaannya belum optimal dilakukan oleh masyarakat setempat,” tutup Suyadi. **

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button