Pacu Jalur 2025: Dari Aura Farming Hingga Lahirnya Juara Baru
Rayyan Arkan Dikha memang menjadi bintang bagi Festival Pacu Jalur 2025. Aksi bocah Togak Luan di ujung jalur ini mendunia, membawa serta ajang Pacu Jalur menjadi terkenal di manca negara. Aura Farming Dhika telah mengundang lebih banyak pengunjung.
Narasi dan Foto: Abbas Abdurrahman
FESTIVAL Pacu Jalur 2025 tak lagi sekadar acara tahunan bagi masyarakat Kabupaten Kuntan Singingi dan Indragiri Hulu saja –dua kabupaten yang secara tradisi menjadi peserta pacu jalur–, namun sudah menjadi magnet bagi warga dunia. Efek aura farming!

Hal itu jelas terlihat ketika menapakkan kaki di Tepian Narosa, Kota Telukkuantan, Kuantang Singingi, Riau. Keramaian dan keriuhan warga yang datang dari berbagai daerah, bahkan juga dari luar negeri.
Festival Pacu Jalur Tradisional tercatat pada Karisma Event Nasional (KEN) 2025, sebuah program Kemenparekraf yang mencakup 110 event unggulan dari seluruh Indonesia. Dalam sejarahnya, mengutip Sejarah Pacu Jalur di kotajalur.kuansing.go.id, pacu jalur pernah menjadi ajang memperingati hari kelahiran Ratu Belanda Wihelmina yang jatuh pada tanggal 31 Agustus. Kegiatan pacu jalur pada zaman Belanda itu berlangsung 31 Agustus hingga 1 atau 2 September, tergantung pada jumlah jalur yang ikut pacu.

Kini, lomba perahu panjang dari kayu bulat tanpa sambungan dengan kapasitas 45-60 orang pendayung (anak pacu) yang konon sudah ada sejak tahun 1903 ini, menjadi agenda tetap Pemerintah Provinsi Riau untuk menarik wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk berkunjung ke Riau, khususnya di Kabupaten Kuantan Singingi. Dan Dileselenggarakan pada Agustus dalam rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan RI.
Tahun ini Festival Pacu Jalur berlangsung selama 5 hari, 20 hingga 25 Agustus 2025. Jumlah pesertanya mencatatkan rekor baru: 288 jalur!

Secara resmi, Festival Pacu Jalur 2025 ditandai dengan pemukulan gong oleh Menteri Pariwisata Widiyanti, didampingi Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Gubernur Riau Abdul Wahid, dan Bupati Kuansing Suhardiman Amby. Kemudian, pada siang harinya, pacu pertama dilepas oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming Raka.

Niko, seorang warga Pekanbaru yang tahun lalu hadir menonton, menyebut tahun ini jumlah pengunjung memang lebih ramai dari sebelumnya. Padahal baru hari ke-2 penyelenggaraan, belum memasuki babak final.
“Iya, ini jauh lebih ramai dari tahun lalu,” katanya saat ditemui di Taman Jalur, Tepian Narosa, Kamis (21/8/2025).
Seorang pengunjung yang saya temui di tribun khusus pengunjung dari luar kota dan luar negeri, mengaku berasal dari Jakarta. Ia dan rombongannya datang naik dua mobil. “Iya, ternyata memang seru sekali,” ujarnya sambil terus memotret moment.

Sedangkan menurut Luqyana, warga Kuansing, pacu jalur tahun ini tampak semakin meriah dan spektakuler. “Sebabnya, dari jumlah peserta yang berlaga saja ada 228 jalur dari sebelumnya hanya 225 jalur. Ditambah lagi dengan meningkatnya popularitas Pacu Jalur saat ini di tingkat nasional maupun internasional karena viral nya Aura Farming, Tukang Coki Rayyan Arkana Dhika,” ujarnya.
Selain itu, acara pembukaan yang dibuka langsung oleh Menteri Pariwisata serta Pawai Jalur yang dilepas oleh Wakil Presiden RI, menambah semaraknya festival tahun ini. “Lalu di acara penutupan juga tampil artis internasional Melly Mike, sehingga ini menjadi daya tarik luar biasa untuk wisatawan lokal maupun mancanegara untuk datang ke Kuantan Singingi,” ucap Luqyana.

Luqyana berharap, dari suksesnya perhelatan Pacu Jalur tahun ini tentu banyak hal yang masih perlu untuk dibenahi dan dievaluasi bersama. Seperti infrastruktur (toilet umum, tempat sampah), sistem informasi, akomodasi, dan lain-lain.
“Tapi, melalui peran dan kerja sama dari berbagai stakeholder, semoga ke depan Pacu Jalur semakin mendunia dan tetap terjaga nilai-nilai kearifan lokalnya. Masyarakat ataupun wisatawan juga memupuk kesadaran untuk peduli lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah sembarangan,” pungkasnya.

Tak sekadar perlombaan di Batang Kuantan, Festival Pacu jalur 2025 juga dimeriahkan dengan berbagai stand pameran, produk umkm, dan terntu saja makanan tradisonal. Ada yang menjual kaos bergambar Pacu Jalur, miniatur jalur dan pendayungnya, serta makanan tradisional seperti lemang dan gelamai.
Di seberang Taman Jalur, jumlah penonton juga membludak. Bahkan tidak sedikit yang masuk ke sungai –yang cukup dangkal– untuk menyaksikan jalur-jalur berpacu. Tenda-tenda kru dan keluarga juga banyak berdiri di sini ini.

Pada partai final, Ahad (24/8/2025), jalur Bintang Emas Cahaya Intan 2023 berhasil menjadi juara, mengalahkan jalur Tuah Datuk Keramat Imbang di Alam. Bintang Emas menjadi juara baru!.**


