PendidikanRiau

Seminar Guru BK di PCR Hadirkan Andriko Behi Tanaka, Direktur Dadang Bahas Kompetensi Siswa

Cakrawalatoday.com — Politeknik Caltex Riau kembali menggelar Seminar Guru BK (Bimbingan dan Konseling) pada Kamis, 27 November 2025. Seminar kali ini mengangkat tema “Speak to Inspire’, dengan menghadirkan narasumber Andriko Behi Tanaka, Founder & CEO @kamilatih.id.

Ratusan guru BK dari Provinsi Riau dan Sumatera Barat memenuhi Gedung Serba Guna PCR di Rumbai, Pekanbaru. Mereka terlihat sangat antusias mengikuti sesi acara yang berlangsung hingga tengah hari itu.

Dalam sambuatannya saat membuka acara, Direktur PCR Dadang Syarif Sihabudin Sahhid mengungkapkan, kerja-kerja guri BK adalah berkomunikasi, dengan siapapun termasuk dengan siswa-siswi. Oleh karena itu, ia berharap kegitah ini memberi makna serta menginspirasi guru-guru BK yang ada.

Dadang bercerita pengalamannya berdiskusi dengan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi terkait kemampuan dasar siswa. Di mana, ternyata nilai tes kemampuan akademik (TKA) matematika di Indonesia tidak sesuai dengan ekspektasi. Dan itu, katanya, berarti ada masalah. “Padahal juara olimpiade (matematika) banyak. Itu tantangan bagi kita semua,” ucapnya.

Ia menegaskan bahwa bukan berarti hal itu tidak penting. Namun menurutknya, kemampuan karakter dan adab, yang tidak terlihat, tidak pernah ada olimpiadenya, merupakan sesuatu yang harus mendapatkan perhatian serius. Karena adab dan karakter itu yang akan menemani masa depan anak-anak kita.

“Hard skill itu penting, tapi soft skill dan adab jauh lebih menentukan. Tidak ada olimpiade untuk adab atau karakter, tapi justru itu fondasi. Saya bersyukur bapak ibu tetap sabar dan ikhlas menjadi guru BK meskipun pekerjaan ini sering tak terlihat,” tegas Dadang.

Ia juga menyoroti anak-anak sekarang yang tidak siap menghadapi tantangan dan kesulitan. Anak-anak yang mudah cemas, anak-anak yang takut tertinggal dan ditinggalkan. “FOMO,” ucapnya.

Andriko Behi Tanaka

Dadang menyinggung fenomena dengan perkembangan teknomogi informasi: pembusukan otak atau brain root. Sehingga terjadi penurunan kualitas berpikir. “Brain root tanggung jawab siapa? Tanggung jawab kita bersama.”

Dua dekade ini, ujar Dadang, akan menjadi masa-masa penting. Masa-masa kritis. Agar generasi emas Indonesia 2045 tidak menjadi generasi cemas, generasi lemas. “Jangan menjadi sekadar retorika. Lagu Indonesia Raya menyebut bangunlah Jiwanya. Itu yang kadang kita lupa. Itu sebabnya peran guru BK sangat penting,” ubngkapnya.

“Dasar karakter, dasar soft skill. Kadang kita lupakan. Itu sebabnya Guru BK menjadi sentral, menciptakan fundamental yang lebih baik. Jiwanya terbangun dengan lebih baik,” pungkas Dadang.

Sementara, Andriko Behi Tanaka atau dikenal juga dengan nama Riko Abu Alfatih, juga menyoroti peran penting guru BK dalam berkomunikasi dengan anak. Di awal pembicaraannya, ia menyinggung seorang motivator di Amerika yang di masa sekolah adalah korban perundungan.

Ia menyebut perubahan karakter siswa tersebut dipicu oleh ucapan seorang guru yang masuk ke nuraninya. Ucapan yang mengubah hidup si siswa ke arang yang positif. **

Back to top button