Diskusi Terpumpun Riau Job Fair 2024: Perlu Keselarasan Dunia Kerja dengan Dunia Pendidikan
Cakrawalatoday.com — Lebih dari 4000 pencari kerja tercatat mengahadiri Riau Job Fair 2024 hari pertama, Selasa (17/9/2024), di Hotel Prime Park Pekanbaru. Jumlah itu melebihi lowongan kerja yang disediakan 75 perusahaan dan lembaga peserta Riau Job Fair, yakni 3000 lowongan.
Namun menurut Direktur Politeknik Caltex Riau, Dr Dadang Syarif Sihabudin Sahid SSi MSc, masih diperlukan keselarasan antara lowongan kerja yang disediakan dunia usaha dunia insdustri (DUDI) itu dengan institusi pendidikan. Hal itu disampaikannya, setelah ia melihat jenis lowongan yang disediakan pada Riau Job Fair 2024 ini.
“Banyak lowongan yang disediakan peserta job fair tidak tersedia di institusi pendidikan,” ucap Dadang pada diskusi terpumpun “Strategi Peningkatan Daya Saing Tenaga Kerja di Provinsi Riau Menuju Riau Emas”, Rabu, 18 September 2024, Hotel Prime Park. Diskusi diselenggaran sebagai rangkaian dari Riau Job Fair 2024.
Dadang menilai forum diskusi yang diadakan sangat tepat karena diikuti dari institusi pendidikan, dinas tenaga kerja, dunia industri, serta dinas yang membuat perencanaan. Apalagi melihat tema diskusi ‘menuju Riau Emas’ dan juga Indonesia Emas yang waktunya hanya 21 tahun lagi.
“Dua dekade ini menjadi sangat penting dan krusial. Kami institusi pendidikan harus menyiapkan lulusan untuk Indonesia emas itu,” ujarnya.
“Apa yang harus kita siapkan? Peningkatan mutu dan relevansi. Keselarasan yang harus kita lihat. Selain menyiapkan kecerdasan personal, maka kita juga menyiapkan kecerdasan digital. Perlu juga kecerdasan ke-Indonesiaan. Para milenial kita lupa menyiapkan hal-hal itu,” terang Dadang lagi.
Dadang juga menyinggung masalah attiutude atau sikap, yang sering dibicarakan tetapi tidak dilakukan. Padahal itu harus dilatih dan dibudayakan. Termasuk juga situasi di dunia kerja, dengan teaching factory dan sebagainya.
Dadang mengambil contoh larangan merokok di institusi pendidikan. Slogan dan kampanyenya sedemikian luar, namun implementasinya masih jauh dari harapan.
“Generik kompetensi dan attitude itu harus dimiliki. Tidak sekadar mengikuti kurikulum. Khawatirnya, begitu lulus sudah tidak relevan lagi. Oleh karena itu keseimbangan itu memang harus menjadi perhatian. Lingkungannya memang harus diciptakan,” ungkapnya.
Sebelumnya, Staf Ahli Bidang Ekonomi Kementerian Tenaga Kerja Drs Aris Wahyudi MSi menyampaikan, dalam rangka menghadapi persaingan, diharapkan jangan hanya bertanding tapi juga bersanding. Sejajar dengan negara-negara maju.
dikatakannya, ada tiga hal yang membuat kita harus responsif dan adaptif pada hari ini. Ketiganya adalah digital disruption (disrupsi digital), pandemic disruption, dan millenial disruption.
“Digital disruption, akan ada banyak pekerjaan yang hilang karena otomatisasi. Tapi kita harapkan tetap ada pekerjaan dan jabatan yang tetap tumbuh. Disnaker diharapkan punya data demand dan supply atas pekerjaan yang memerlukan manusia. Politeknik, SMK, LPK lapor ke disnaker jumlah lulusan yang siap kerja, dengan keahlian dan kompetensinya. Sehingga punya neraca suplay dan demand,” ulas Aris.
Sementara pandemi Covid-19 ternyata memberi dampak lumayan luas terhadap penggunaan teknologi informasi. “Pandemic disruption, dengan pandemi kita dipaksa untuk memanfaatkan teknologi. Seperti meeting online,” ujarnya.
Menurut Aris, ada beberapa hal yang harus dilakukan menghadapi ketiga disrupsi itu. “Kita harus responsif dan aktif dengan ketiga hal tersebut, bukan reaktif. Kedua, kreatif dan inovatif. Bukan hanya Anak-anak, instansi pemerintahan juga harus inovatif,” terangnya.
Ketiga, katanya, adalah kolaboratif. Sebab, kita tidak bisa bekerja sendiri. “Dan keempat, memanfaatkan teknologi. Smartphone tak sekadar searching, tapi juga sebagai sarana belajar. Karena di smartphone ada algoritma yang memandu semua pekerjaan kita,” sebut Aris.
Diskusi terpumpun dan Riau Job Fair 2024 ini dilaksanakan oleh Tim Penguatan Ekosistem Kemitraan Riau, yang terdiri dari Politeknik Negeri Bengkalis, Politeknik Caltex Riau, dan Politeknik Kampar. Kegiatan ini menunjukkan komitmen tim dalam memperkuat keterhubungan antara dunia pendidikan vokasi dan industri.
Saat memberi sambutan di awal Diskusi, Direktur Politeknik Kampar Ir Nina Veronika ST MSc mengatakan, kegiatan job fair ini telah dirancang selama 3 hari, 17 hingga 19 September 2024, dengan harapan semua pencari kerja dapat terlayani dengan baik dan luaran kegiatan ini dapat dioptimalkan dengan kegiatan pendukung lain seperti diskusi bersama terkait ketenagakerjaan di Riau.
“Untuk kita ketahui bersama, pada hari kedua ini, kita akan melaksanakan diskusi publik sebagai salah satu turunan aktivitas dalam program fasilitasi kemitraan 2024. Program fasilitasi kemitraan merupakan program yang didanai oleh Kemendikbudristek, Direktorat Mitras DUDI yang
diberikan kepada 20 konsorsium politeknik tersebar seluruh indonesia. Untuk konsorsium politeknik di Provinsi Riau yang terdiri dari Politeknik Negeri Bengkalis, Politeknik Caltex Riau, dan Politeknik Kampar yang ditunjuk untuk menjalankan program apik tersebut,” kata Nina..
Program ini, lanjut Nina, bertujuan memperkuat ekosistem kemitraan dikarenakan ekosistem kemitraan yang terbentuk selama beberapa tahun ini perlu didukung serta berorientasi pada program-program yang berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan terus menginisiasi terjalinnya engagement partnership kemitraan antar-stakeholder, yaitu connection, communication, participation, dan involvement.
“Pasalnya, masih terjadi disparitas dalam bermitra yang menyebabkan ekosistem kemitraan belum berjalan optimal, dan ini menyebabkan perlu adanya fasilitasi kemitraan, baik dari pemerintah pusat maupun konsorsium ptppv. Melalui program ini, kami berupaya menjembatani dunia pendidikan vokasi dan pemerintah dengan dunia usaha, guna menciptakan lulusan yang siap kerja dan mampu bersaing dalam pasar tenaga kerja global dengan berkolaborasi seperti pada kegiatan job fair dan diskusi publik yang kita lakukan hari ini,” demikian Nina Veronika..
Ketua Program Ekosistem Kemitraan Vokasi Riau M Alkadri Perdana MSc pula dalam sambutannya mengungkapkan, Kegiatan hari ini merupakan kelanjutan dari upaya yang telah dimulai sejak tahun 2021 dalam kegiatan MENARA Vokasi pada tahun 2021, dengan tujuan memperkuat kolaborasi antara pemerintah, industri, media, Komunitas, dan pendidikan vokasi di Provinsi Riau. Kemudian hadir program penguatan ekosistem untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah.
“Kami dari Konsorsium Ekosistem Kemitraan Vokasi Riau terus berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan. Salah satu kegiatan yang telah kami laksanakan adalah Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah. Program ini sangat penting untuk mendorong kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dan seluruh pemangku kepentingan sesuai dengan arah pembangunan industri daerah, serta merespons terbitnya Perpres Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi, dan Pergub Vokasi Riau Nomor 6 Tahun 2022 tentang Penguatan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi melalui Kemitraan dengan DUDI,” terang Alkadri.
Disampaikannya pula, dalam policy paper dan Policy Brief yang telah disusun oleh konsorsium, yang merupakan luaran dari program penguatan ekosistem untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah yang merupakan hasil sintesis dari workforce planning dan innovation planning, terdapat beberapa poin kunci sebagai landasan kebijakan strategis ke depan.
Poin pertama adalah Diversifikasi Ekonomi, yakni mengurangi ketergantungan pada sektor migas dan memperkuat sektor-sektor potensial seperti pertanian, perikanan, dan industri kreatif. Lalu, Peningkatan Kualitas SDM, yakni penyelarasan pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri untuk menjawab perkembangan teknologi dan pasar tenaga kerja yang terus berubah.
berikutnya ada Integrasi Teknologi, yakni pemanfaatan teknologi seperti digitalisasi dan otomatisasi untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas. Dan keempat adalah Penguatan Ekosistem Kemitraan, yakni kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi untuk membangun klaster inovasi berbasis potensi lokal.
“Saya yakin, dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, industri, dan dunia pendidikan, kita dapat mewujudkan SDM Riau yang unggul, inovatif, dan berdaya saing tinggi,” pungkasnya. **