Tepis Era AI Membuat Pelajar Malas dan Tak Produktif, EduforAll dan YSEALI Berikan Pemahaman Mendayagunakan AI Lewat Seminar

Cakrawalatoday.com — Penggunaan Artificial Intelligence (AI) di lingkungan pelajar acap sekali jadi sesuatu yang dikonotasikan dengan hal negatif. Terlebih banyak sekali pelajar yang masih kurang tepat mendayagunakan AI karena minim pengetahuan mengenai AI itu sendiri.
Education for all movement (EduforAll) disponsori Young Southeast Asian Leadership Initiative (YSEALI) hadir mengedukasi lewat pelaksanaan seminar yang bertajuk “School and University Talk: Opportunities, Risks & Ethical Use for Education and Self-Growth”.
Kegiatan dilaksanakan pada Rabu, 8 Oktober 2025, di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Pekanbaru. Yang harapannya ialah memberikan kesempatan bagi pelajar SMKN 1 belajar mengenai penggunaan AI yang benar dan baik.
Diikuti sebanyak 100 peserta yang meliputi siswa dan beberapa guru, acara ini berlangsung dengan sangat intens dengan suasana semangat belajar yang begitu menyala. “Penyampaiannya seru, materi yang dibawakan menarik, dan pematerinya juga asik—jadi saya benar-benar enjoy selama sesi berlangsung,” ujar Feby, salah satu peserta Seminar School Talk SMKN 1 Pekanbaru. Hal ini membuktikan seberapa baiknya proses integrasi ilmu dan suasana acara yang berlangsung dengan begitu kondusif.
Lewat kata sambutannya, Kepala SMKN 1 Pekanbaru Sarpina Yunus menyambut dengan begitu hangat kehadiran seminar ini. Beliau juga tidak kelewatan memberikan apresiasi luar biasa kepada penyelenggara yang telah memberikan kesempatan kepada siswa-siswi SMKN 1 Pekanbaru mendapatkan edukasi seputar AI.
Acara lalu dilanjutkan dengan penyampaian materi yang sangat insightful dari Livia Oktaviani Jufri selaku pemateri. Sebagai pemateri Livia bukan lah orang sembarangan di lingkup dunia AI. Beliau pernah menjadi perwakilan Indonesia untuk mengikuti program YSEALI AI Future yang digarap di Thailand pada tahun 2025 pertengahan silam. Hal itu jelas mengambarkan seberapa kapabelnya ia sebagai pemateri untuk membahas mengenai AI pada seminar kali ini.
Begitu Livia mulai menyampaikan materinya, suasana seminar seolah menjelma menjadi ruang eksplorasi bagi peserta untuk mempelajari seputar AI. Materi yang meliputi fundamental, tantangan hingga etik penggunaan dalam memanfaatkan AI khususnya di kalangan pelajar.
Dikarenakan masih banyak sekali pelajar yang belum dapat melihat seberapa bermanfaatnya AI. Livia menerangkan seberapa efektifnya jika kita bisa memanfaatkan AI. Khususnya pada proses pembelajaran, AI dapat jadi pengkaji informasi hingga tempat diskusi yang dapat membantu para pelajar untuk meningkatkan perkembangan dirinya.
Seminar ini tidak berlangsung dengan hanya penyampaian materi yang monoton dan terkesan satu arah saja melainkan berlangsung dengan sangat dinamis dan melibatkan diskusi aktif antara pemateri dengan peserta seminar.
“Kalau AI semakin canggih, maka manusia pasti bisa lebih canggih lagi. Beradaptasi dan terus berkembang adalah naluri alamiah yang harus kita manfaatkan sebagai manusia,” pesan Livia menjawab pertanyaan kritis dari salah satu peserta—seorang pelajar yang menanyakan tentang nasib manusia di tengah kehidupan yang kian didominasi oleh kecanggihan AI.
Livia juga tidak mengesampingkan bahwa AI memang memiliki tantangan serta risiko dari keberadaannya. Tapi bukan berarti itu dapat jadi justifikasi kita untuk menyalahkan keberadaannya sampai enggan menggunakan sehingga membuat kita tertinggal di tengah pesatnya kemajuan dunia hari ini.
Harapannya seminar ini dapat jadi perenungan kepada siswa yang masih menyalahgunakan AI ataupun tidak untuk beralih kepada penggunaan AI yang efektif dan tentunya benar.
Education for All Movement (EduforAll) adalah Gerakan Pendidikan yang ingin memberikan kesamaan peluang Pendidikan bagi anak Indonesia. Terlepas dari latarbelakang Ekonomi, Sosial, Budaya, Politik, dan Gender, Kita percaya, ‘Pendidikan Tinggi dan Berkualitas adalah Hak untuk Semua’.**


