Penghargaan Penanganan COVID-19, di Gedung Dhanala, Kementerian Keuangan, Provinsi DKI Jakarta, 20 Maret 2023
Sambutan Presiden Joko Widodo pada Penghargaan Penanganan COVID-19, 20 Maret 2023
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.
Yang saya hormati Yang Mulia Para Duta Besar negara-negara sahabat;
Yang saya hormati para Menko, para Menteri Kabinet Indonesia Maju;
Yang saya hormati Panglima TNI yang diwakili Kasum TNI dan Kapolri, serta para Pangdam, para Kapolda, para Dandim, dan Kapolres;
Yang saya hormati para Gubernur, Bupati, dan Wali Kota yang hadir, para tenaga kesehatan dan relawan penanganan COVID-19;
Bapak-Ibu hadirin dan undangan yang berbahagia.
Tiga tahun yang lalu ketika pandemi COVID-19 masuk ke Indonesia, kita semuanya merasakan dan kita semuanya bekerja keras untuk menyelamatkan rakyat kita. Kita harus mengevakuasi WNI kita yang terkena COVID-19 di negara-negara yang terkena wabah saat itu, awal-awal. Kita juga harus menyiapkan karantina dan kita harus menyiapkan fasilitas kesehatan, dan juga kita harus menyiapkan bantuan sosial kepada masyarakat yang kehilangan penghasilan. Sesuatu yang semua negara belum memiliki pengetahuan apapun mengenai ini, dan kita semuanya juga belum memiliki pengetahuan dan pengalaman apapun mengenai pandemi ini.
Bapak-Ibu pasti ingat kita berdebat berhari-hari mengenai lockdown atau tidak lockdown, secara nasional atau secara terbatas di kabupaten atau di provinsi. Karena apa? Memang kita belum memiliki pengalaman mengenai pandemi ini, semuanya. Jadi kalau ada perdebatan, itu ya saya nilai wajar. Dan, tidak ada yang tahu mana yang tepat mana yang tidak tepat, ini yang benar ini atau yang ini, sehingga semuanya saya dengarkan. Semua kritikan saya dengarkan, semua masukan saya dengarkan dari siapapun.
Dan, saya telepon negara-negara sudah mendahului terkena wabah ini. Karena kita tahu semua ahli, semua negara belum pernah berpengalaman menghadapi pandemi ini dan kita harus belajar, yang sudah terjadi, kita belajar. Tapi yang dimintai pendapat juga sama, mereka juga baru belajar. Belajar kepada orang yang juga baru belajar. Dan, kita harus memutuskan keputusan yang tepat untuk menjamin keselamatan rakyat. Tidak mudah, tidak mudah, suasananya selalu awal-awal mencekam, kejadian besok apa, kejadian bulan depan apa, kejadian tidak bisa dihitung dan tidak bisa diprediksi. Bagaimana ekonomi kita, tidak bisa diprediksi.
Saya tidak perlu mengulang cerita dan Bapak-Ibu adalah bagian dari kerja keras, bagian dari perjuangan yang telah kita lakukan. Yang jelas, dibandingkan dengan rata-rata dunia, kita masuk negara yang berhasil menangani COVID-19 ini.
Di bulan Juni 2022, Dirjen WHO Tedros Adhanom menyampaikan bahwa penanganan COVID-19 di Indonesia termasuk yang terbaik dan cakupan vaksinasinya juga masuk yang terbaik. Yang ngomong bukan kita, yang ngomong adalah Dirjen WHO. Kemudian di September 2021, Johns Hopkins University juga menyampaikan Indonesia sebagai one of the best in the world dalam menurunkan kasus COVID-19. Yang ngomong juga bukan kita, bukan kita yang ngomong, mereka yang berbicara. Karena jelas kita berhasil menekan angka penularan, kita berhasil juga menekan angka kematian, dan kita juga berhasil menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Terbukti tahun yang lalu kita tumbuh, growth kita di angka 5,31 persen.
Keberhasilan ini adalah kerja keras seluruh komponen bangsa. Dan saya melihat kalau kita ini tertekan sebuah masalah, kita ini semuanya bekerja, semuanya bekerja. Lah mempertahankan seperti itu agar terus-menerus enggak ada henti, seperti apa. Ini yang kita butuhkan. Begitu kasusnya anu kita langsung, jangan sampai loyo lagi, dengan problem-problem yang masih banyak kita hadapi, mestinya seperti itu. Karena saya lihat betul-betul kita semuanya dari A sampai Z semuanya bekerja keras untuk menangani COVID-19 ini. Dan, banyak pihak yang bekerja mempertaruhkan risiko dirinya, banyak nakes kita yang gugur dalam penanganan COVID-19 ini. Banyak pihak yang bekerja melampaui tugas dan fungsinya. TNI dan Polri banyak yang melampaui tugas dan fungsinya. Banyak pihak yang menjadi relawan untuk keselamatan kita bersama. dan banyak pelajaran-pelajaran yang bisa kita petik selama menangani COVID-19 ini.
Oleh sebab itu, kita harus terus bergerak sinergis mengerahkan kekuatan seluruh komponen bangsa, sinergi dari pemerintah pusat sampai ke tingkat desa, sinergi lintas kementerian, sinergi lintas lembaga, sinergi lintas sektor, dan sinergi antar lembaga-lembaga negara, pemerintah, DPR, BPK, dan lembaga-lembaga lain, serta sinergi antara pemerintah dan partisipasi masyarakat. Ini harus diteruskan, jangan hanya berhenti di urusan COVID-19. Karena penanganan pandemi COVID-19 menunjukkan, betul-betul menunjukkan kekuatan besar kita yang luar biasa sebagai sebuah bangsa besar. Oleh sebab itu, kekuatan ini bukan hanya bisa digunakan untuk semua agenda besar bangsa, tetapi juga kita bisa gunakan untuk menangani penyakit-penyakit yang lainnya. Misalnya, TBC, hati-hati, stunting, peningkatan produksi pangan, penurunan angka kemiskinan.
Kalau kita bekerjanya seperti dalam penanganan COVID-19, masalah-masalah besar seperti ini sebetulnya sangat cepat bisa kita selesaikan. Dengan catatan, kita bekerja seperti kita dalam menangani COVID-19, mengatasi COVID-19. Sampai kadang-kadang saya bingung, ini ada singkatan PSBB, seperti tadi Pak Menko sampaikan. Belum PSBB belum hafal singkatannya apa, kepanjangannya apa, muncul PPKM. Ini apa lagi, gitu. Belum hal-hal yang lain yang baru-baru, yang kita sebelumnya enggak dengar, muncul karena adanya COVID-19.
Ada yang tahu singkatannya PPKM? Saya tunjuk satu orang, itu saja mungkin enggak tahu, saya yakin, berani taruhan saya. Termasuk Ibu-ibu yang tertawa belum tentu hafal PPKM kepanjangan apa. Coba maju Ibu. Iya, tapi yang saya tanyakan bukan PPKM, PSBB. PSBB, sudah.
Perwakilan Tenaga Kesehatan
Terima kasih, Pak. Perkenalkan saya dari Kalimantan Timur, saya sentra vaksin dari klinik swasta.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Iya, PSBB langsung.
Perwakilan Tenaga Kesehatan
Pak, tadi yang ditanya PPKM.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
PSBB.
Perwakilan Tenaga Kesehatan
Pembatasan Sosial…
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ibu, Ibu, Ibu bekerja di mana?
Perwakilan Tenaga Kesehatan
Saya di puskesmas, kepala puskesmas Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Puskesmas ya. Sekarang kepala puskesmas, PSBB.
Perwakilan Tenaga Kesehatan
Tadi yang saya hafalin PPKM Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Iya kan.
Perwakilan Tenaga Kesehatan
Bentar Pak. PSBB, Pembatasan Sosial Berskala Besar.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Iya, oke, betul. Terima kasih Bu. Silakan.
Perwakilan Tenaga Kesehatan
Terima kasih, Pak. Pak, sepedanya?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Nanti saya kirim ke rumah Ibu lah sepeda.
Jadi cara kerja kita selama menangani pandemi harus kita betul-betul manfaatkan untuk pemerintahan pascapandemi, post-pandemic governance. Saya harapkan, kekuatan besar selama menangani pandemi betul-betul bisa kita teruskan dalam mengatasi permasalahan-permasalahan lainnya.
Terakhir, saya ingin mengajak kita semuanya untuk memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya. Saya menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh tenaga kesehatan, para petugas, para relawan, yang telah gugur dalam tugas menangani pandemi COVID-19.
Dan, kepada Bapak-Ibu yang menerima PPKM Award, saya menyampaikan selamat. Marilah pengabdian ini terus kita lanjutkan untuk memecahkan berbagai masalah-masalah kemanusiaan dan kebangsaan, dan membangun Indonesia menjadi negara maju.
Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
The post Penghargaan Penanganan COVID-19, di Gedung Dhanala, Kementerian Keuangan, Provinsi DKI Jakarta, 20 Maret 2023 appeared first on Sekretariat Kabinet Republik Indonesia.