Rapat Konsolidasi Nasional dalam rangka Kesiapan Pelaksanaan Tahapan Pemilu Serentak 2024, di Beach City Entertainment Center, Ancol, Provinsi DKI Jakarta, 2 Desember 2022
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Shalom,
Om swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan.
Yang saya hormati Ketua KPU [Komisi Pemilihan Umum] Bapak Hasyim Asy’ari beserta seluruh jajaran komisioner Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia;
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju yang hadir, Pak Mendagri, Pak Sekretaris Kabinet;
Yang saya hormati Ketua Bawaslu, Ketua DKPP [Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu], Kapolri yang pada hari ini juga hadir, ini menyangkut nanti keamanan pemilu;
Yang saya hormati seluruh Ketua KPU Provinsi beserta seluruh jajaran;
Yang saya hormati Ketua KPU Kabupaten dan Kota seluruh tanah air Indonesia, Ketua KIP [Komisi Independen Pemilihan] Kabupaten dan Kota se-Provinsi Aceh;
Bapak-Ibu hadirin undangan yang berbahagia yang tidak bisa saya sebut satu per satu.
Tahun 2024 adalah momen politik yang sangat penting, karena kita menyelenggarakan pesta demokrasi terbesar dan secara serentak dalam tahun yang sama: pemilihan presiden dan wakil presiden, DPR, DPD, DPRD. Dan, dilanjutkan dengan pilkada: pemilihan gubernur-wakil gubernur, pemilihan bupati-wakil bupati, dan pemilihan wali kota dan wakil wali kota yang digelar di tahun yang sama, yaitu tahun 2024. Ini bukan pekerjaan yang mudah. Ini pekerjaan besar yang sangat menentukan masa depan bangsa kita, masa depan negara kita, dengan melibatkan jumlah pemilih yang sangat besar.
Terakhir, hitungan terakhir berapa, Pak Ketua? [Sebanyak] 189 juta pemilih yang nyoblos pada saat yang sama, yang waktunya kira-kira hanya diberi waktu enam jam, jam 7 sampai nanti jam 1.
Mengelola ini tidak gampang, dengan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia kita yang sangat luas, dengan kondisi geografis yang sangat beragam. Berbeda, sangat berbeda dengan negara-negara lain. Bayangkan, kita harus pergi ke 17 ribu pulau. Ada yang naik perahu, ada yang naik kapal, ada tadi yang harus didukung untuk distribusi logistik oleh TNI, oleh Polri, karena memang medannya, medan yang tidak mudah. Ada yang bawa sepeda motor terpeleset tadi, karena infrastruktur kita memang belum sempurna. Ada jalanan yang sudah mulus, jalan tol, tapi ada yang masih becek. Ini fakta yang kita hadapi.
Sekali lagi, kondisi geografis yang sangat beragam itu tidak mudah, utamanya dalam distribusi logistik pemilu, enggak mudah. Saya menyadari betul keadaan lapangan karena saya sering ke daerah, masuk ke daerah-daerah terpencil, tidak mudah.
Bapak-Ibu hadirin yang saya hormati,
Saya percaya dengan pengalaman kita yang kita miliki dalam penyelenggaraan pemilu-pemilu sebelumnya, kita memiliki bekal pengetahuan yang cukup untuk mempersiapkan Pemilu 2024 jauh lebih baik dibandingkan Pemilu-pemilu sebelumnya.
Momentum waktu yang masih tersisa harus kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kapasitas teknis persiapan pemilu, memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada, memperbaiki masalah-masalah yang harus kita selesaikan, mengatasi kendala-kendala yang ada, mengatasi kelemahan-kelemahan yang masih ada. Segera ini harus kita selesaikan bersama-sama.
Kemudian juga membangun inovasi agar pemilu semakin berkualitas, agar proses dan hasilnya mendapat dukungan yang luas dari masyarakat. Ini penting, legitimasi ini. Untuk itu, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan, yang ingin saya tekankan untuk menjadi perhatian bersama seluruh jajaran KPU.
Yang pertama, pastikan seluruh kegiatan di semua tahapan memiliki pengaturan teknisnya. Ini penting. Setiap tahapan harus memiliki koridor hukum yang jelas. Hal ini penting untuk mengantisipasi dan juga mengatasi berbagai persoalan-persoalan yang akan muncul.
Yang kedua, saya perlu mengingatkan bahwa hal-hal teknis itu bisa menjadi politis. Hati-hati. Sekali lagi, hal-hal teknis bisa menjadi politis, sehingga ini kita harus hati-hati. Untuk itu, pastikan kesiapan sarana dan prasarana logistik secara detail. Rencanakan dan lakukan pengadaan tepat jumlahnya dan tepat waktu. Memang kondisi ini yang perlu kita siapkan. Jangan sampai ketidaksiapan menyebabkan nantinya keributan-keributan di lapangan. Hal kecil-kecil ini kalau kita tidak detail mengikuti, menyelesaikan, bisa menjadi persoalan di lapangan, menjadi keributan-keributan di lapangan. Selain itu juga, penting ini lakukan efisiensi dan transparansi sehingga semuanya terbuka.
Yang ketiga, perkuat SDM untuk penyelenggaraan di semua tingkatan. Ini saya meyakini sudah dilakukan dan memang kali ini saya melihat tadi dari tepuk tangannya kelihatan semangat optimismenya. Dari tingkatan paling bawah sampai atas, bekali pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan-kemampuan lainnya yang dibutuhkan, agar seluruh perangkat dan petugas mampu bertugas dengan baik. Semua jajaran KPU harus menyadari besar dan pentingnya tugas untuk mengawal pesta demokrasi bangsa kita. Momentum berharga untuk menunjukkan komitmen dan integritas, menunjukkan dedikasi dan kemampuan terbaik bagi masa depan bangsa dan negara kita.
Yang keempat, pemilu, ini hati-hati, Pemilu 2024 ini kita selenggarakan dalam kondisi ekonomi global yang diliputi oleh ketidakpastian. Kita harus memiliki perasaan yang sama mengenai ini. Ekonomi global yang sulit diprediksi, sulit dihitung, sulit dikalkulasi.
Sudah sering saya sampaikan, sekarang ini sudah 14 negara masuk sebagai pasiennya IMF untuk dibantu. Dulu [tahun] 97-98 itu hanya lima negara saja sudah geger. Ini sudah 14 negara masuk jadi pasien, 20 negara mengantre lagi di depan pintunya IMF untuk minta juga bantuan. Dan, ada 66 negara yang rentan untuk ikut mengantre lagi di depannya IMF. Ini yang kita harus memiliki perasaan yang sama bahwa sekarang kita tidak berada pada posisi yang normal, tetapi pada posisi yang abnormal karena pandemi. Diawali oleh pandemi, perang di Ukraina, ketegangan geopolitik, muncul persoalan-persoalan baru krisis pangan, krisis energi, krisis finansial, krisis biaya hidup di semua negara dan justru yang banyak di negara-negara maju.
Inilah yang kita harus memiliki perasaan yang sama bahwa saat ini keadaan dunia sedang sulit dan semua kepala negara pusing kepalanya, Indonesia tidak. Alhamdulillah patut kita syukuri, kita berada pada posisi yang baik. Di negara G20 kemarin kita termasuk growth, pertumbuhan ekonomi kita termasuk yang terbaik karena 5,72 persen. Tapi, tetap kita harus hati-hati dan waspada. Jangan sampai membuat kebijakan sekecil apa pun yang salah, sehingga kita terpeleset menjadi sulit. Ini yang harus kita pertahankan. Oleh sebab itu, stabilitas politik betul-betul harus kita jaga. Jadi, saya titip pesan tadi dalam rangka juga ke sisi ekonomi.
Jadi sekali lagi, Pemilu 2024 diselenggarakan dalam kondisi ekonomi global yang penuh dengan kesuraman, kesulitan, ketidakpastian, di tengah kita bekerja keras untuk terus memulihkan ekonomi kita. Oleh sebab itu, saya titip KPU harus bekerja dengan efisien, memanfaatkan anggarannya dengan cermat dan efisien, mengatur skala-skala prioritas yang memang harus.
Terakhir, saya ingin juga kita semuanya, KPU memperkuat pendidikan politik bagi para kontestan maupun masyarakat. Ini sangat penting. Dan sejak awal mengajak para peserta pemilu untuk melakukan pemilu yang damai, pemilu yang jujur, pemilu yang berintegritas, dan menolak tindakan-tindakan yang tidak terpuji, yang mencederai demokrasi: menyebar fitnah, menyebar ujaran kebencian, politik uang dan yang lain-lainnya. Kita harus mendorong kampanye berkualitas yang menyehatkan demokrasi kita, mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi, mengedepankan politik adu ide, adu gagasan, bukan politik adu domba.
Saya rasa, itu yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang berbahagia ini.
Terima kasih. Saya akhiri.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Semoga Tuhan memberkati kita semuanya
Om santi santi santi om.
The post Rapat Konsolidasi Nasional dalam rangka Kesiapan Pelaksanaan Tahapan Pemilu Serentak 2024, di Beach City Entertainment Center, Ancol, Provinsi DKI Jakarta, 2 Desember 2022 appeared first on Sekretariat Kabinet Republik Indonesia.