Sekretariat Kabinet Republik Indonesia | Pemberian Nomor Induk Berusaha (NIB) Pelaku Usaha Mikro Kecil (UMK) Perseorangan Tahun 2022, di Gedung Olahraga Nanggala Kopassus, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta, 13 Juli 2022
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Shalom,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan.
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju. Hadir bersama saya Pak Menteri Koperasi dan UKM Pak Teten Masduki, Pak Menteri Investasi Pak Bahlil Lahadalia, Pak Menteri BUMN Pak Erick Thohir. Berdiri Pak Erick, karena Pak Erick ini pemiliknya bank yang berhubungan banyak dengan nanti Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara semuanya. Dan juga Pak Kepala Staf Kepresidenan Jenderal Moeldoko, berdiri Pak, Pak Moel.
Yang saya hormati Ketua Kadin Pak Arsjad, selamat pagi;
Yang saya hormati Pangkostrad dan Danjen Kopassus;
Yang saya hormati para Pimpinan dan CEO perusahaan-perusahaan BUMN maupun swasta yang hadir;
Bapak-Ibu hadirin para pelaku UMKM yang pagi hari ini hadir.
Selamat pagi! Sudah pegang NIB (Nomor Induk Berusaha) semuanya? Coba diangkat tinggi-tinggi, semuanya. Saya mau lihat benar-benar pegang ndak sih. Ya, terima kasih.
Awal-awal dulu saya berusaha, kesulitan terbesar yang saya alami adalah tidak memiliki izin usaha. Itu tahun ’88-’89, tidak memiliki izin usaha. Sehingga saya tidak bisa akses ke perbankan. Mau pinjam ke bank, tidak bisa karena tidak memiliki izin usaha. Kalau saya ingin mengajukan izin harus bayar dan bayarnya untuk saya saat itu sangat berat, sehingga bertahun-tahun saya tidak memiliki yang namanya SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) TDP (Tanda Daftar Perusahaan) saat itu, yang itu adalah sangat diperlukan oleh pengusaha-pengusaha mikro dan pengusaha kecil kita.
Oleh sebab itu, yang namanya izin ini penting sekali. Saya sudah cek saat itu, waktu OSS (online single submission) jadi, apakah benar yang namanya NIB ini cepat, Nomor Induk Berusaha ini cepat kalau kita ingin mengajukan. Saat itu saya melihat cepat. Tapi nanti mau saya cek lagi apakah sampai saat ini masih cepat kalau kita meminta Nomor Induk Berusaha.
Dan saya senang NIB yang terbit dari Agustus 2021 sampai Juli 2022 sudah 1,5 juta. Dulu sebelum ada OSS, sebelum ada OSS itu per hari paling hanya 2.000 izin keluar, hanya 2.000. Sekarang sudah sampai angka 7.000-8.000 per hari. Tapi yang saya minta bukan angka 7.000-8.000 per hari, yang saya minta 100.000 per hari izin harus keluar. Dan itu nanti adalah tanggung jawab dari kepala daerah supaya mendorong pengusaha-pengusaha mikro, pengusaha kecil, menengah, untuk semuanya memiliki izin ini yang namanya Nomor Induk Berusaha.
Dan tidak dipungut biaya, betul? Ada yang minta Nomor Induk Berusaha diminta biaya, silakan maju saya beri sepeda. Ada? Silakan maju kalau mengajukan Nomor Induk Berusaha ini dipungut biaya, silakan maju, saya beri sepeda. Enggak ada yang mau kan karena memang enggak ada. Semuanya gratis, betul? Ini adalah kunci pertama kita dalam berusaha, izin harus karena kita memiliki 65,4 juta UMKM. Sekali lagi, 65,4 juta UMKM, ini data per 2021. Dan kontribusi terhadap perekonomian kita, PDB kita, sangat besar sekali, 61 persen, besar sekali.
Oleh sebab itu, pemerintah kalau enggak ngurus UMKM, keliru, salah besar. Karena kontribusi terhadap ekonomi nasional 61 persen dan penyerapan tenaga kerja 97 persen itu di UMKM, bukan yang bukan di yang gede-gede. Ini perlu dicatat, penyerapan tenaga kerja itu bukan di perusahaan-perusahaan besar, maaf Pak Arsjad. Bukan di perusahaan-perusahaan besar tapi di perusahaan-perusahaan mikro, kecil, dan menengah.
Dan per April, ini juga sebuah informasi yang baik, per April 2022 realisasi kredit perbankan sudah Rp1.195 triliun dan untuk KUR-nya (Kredit Usaha Rakyat), KUR kita anggarkan ini Rp373 triliun tahun ini. Tapi yang realisasi baru separuhnya, 49 persen. Saya tadi tanya ke Pak Dirut BRI, 49 persen. Jadi kalau sudah pegang ini dan peluang usahanya ada, peluang pasarnya ada, segera Bapak-Ibu semuanya berbondong-bondong ke BRI atau ke bank-bank lain yang menyalurkan kredit KUR.
Bunganya berapa, Pak Dirut? Mumpung, mumpung, karena ini dana PEN, dana Pemulihan Ekonomi (Nasional) karena pandemi kemarin, mumpung bunganya masih 3 persen per tahun, per tahun. Tapi kalau pinjam kredit ke bank itu juga hati-hati, dihitung, dikalkulasi. Jangan asal ngambil. Ada peluang dapat Rp200 juta ambil Rp200 juta, Rp100 jutanya untuk beli mobil. Saya jamin enggak bisa mengembalikan, saya yang jamin enggak akan mungkin bisa dikembalikan. Jadi, ini masih ada peluang karena baru 49 persen KUR yang disalurkan. Masih ada Rp185 triliun yang masih ada di bank, segera ini bisa digunakan. Tetapi, sekali lagi kalau mau pinjam dihitung, dikalkulasi dulu.
Ini yang usaha-usaha mikro yang hadir di sini banyak, ndak? Yang merasa mikro, tunjuk jari. Mikro? Mikro? Mikro? Coba maju mikro satu, mikro. Ya, maju yang tunjuk jari itu, maju, satu. Ini boleh maju, semangat. Mikro loh, kalau enggak mikro nanti saya suruh kembali duduk. Bukan yang kecil, mikro. Maju, enggak apa-apa, maju-maju, silakan maju dulu. Ya boleh, maju. Atas boleh, yang laki-laki satu, oke yuk, ya. Boleh. Ya, yang laki, itu yang tadi, yang gini tadi, ya. Mikro dulu, ini mikro dulu. Boleh pakai kaos.
Ya. Satu, dua, tiga, empat, lima… ya, lima. Dikenalkan Bu usahanya apa, dari mana.
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah saya bisa hadir di sini bersama para UMKM, semoga berjaya ya, bersama Pak Jokowi dan staf-staf yang lainnya. Alhamdulillah nama saya Wageningtiyas, saya dipanggil Wage, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Siapa?
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Wageningtiyas. Wageningtiyas.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Wageningtiyas?
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Iya.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Panggilannya Bu Wage?
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Betul.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bu Wage jualannya apa? Usahanya apa?
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Roti bakar, Pak
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Roti bakar?
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Iya. Roti bakar bandung.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Roti bakar?
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Bandung.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Roti bakar bandung. Di mana itu jualannya?
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Iya. Di Condet, Pak. Balekambang.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Di Condet, Balekambang. Sehari bisa jualan omzet berapa?
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Omzet sekarang sudah mencapai Rp1 juta Pak per hari.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Rp1 juta per hari?
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Iya. Berkat online Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sebulan Rp30 juta dong.
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Betul.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bukan mikro itu, sudah gede itu.
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Kan itu Pak, apa namanya, fluktuatif. Kadang Rp500 ribu, kadang Rp1 juta.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Rp500 ribu pun juga gede itu. Sebulan Rp15 juta, setahun tinggal kalikan 12, gede banget itu. Enggak apa-apa. Saya senang. Saya senang.
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Ya karena online Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Karena online?
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Iya. Jadi selama pandemi kami usaha ini terbantu dengan aplikasi online Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Jadi jualannya yang banyak online?
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Yang banyak online Pak justru.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Pesan lewat online?
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Betul. Ada empat aplikasi yang kami gunakan Pak. Boleh disebutkan Pak?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Boleh enggak apa-apa sebutkan saja. Jadi yang namanya digitalisasi usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah itu sekarang ini wajib. Jadi Bapak-Ibu yag belum masuk marketing–nya ke dunia online, segera masuk ke aplikasi apapun platformnya. Ibu yang jualan online lewat apa?
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Ada Gojek, ada Grab, Travelokaeats, ada Shopee, satu lagi Asiafood Pak tapi belum beredar masih di Tangerang.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke. Nah itu semuanya diikuti semuanya sudah. Masuk ke tadi yang disebutkan oleh Bu Wage tadi. Semua ikut, semua ikut, semua masuk agar terbuka lebar kesempatan marketing/memasarkan produk-produk yang kita miliki. Tetapi ingat, kalau sudah yang namanya masuk ke pasar online, kesiapan produksi ini harus betul-betul siap, jangan sampai kita memproduksi hanya bisa 100 nanti pesanannya 10 ribu. Ada banyak kejadian seperti ini dan tidak siap. Jadi harus mempersiapkan diri kalau ordernya banyak. Ya, saya kira bagus bisa masuk ke pasar-pasar online. Silakan, Bu.
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Insyaallah pengembangan usaha yang saya lakukan untuk Roti Bakar Ametres ini, saya akan mem-franchise-kan, istilahnya memitrakan, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Di-franchise-kan?
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Betul.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya bagus.
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Karena saya sudah punya cabang tiga, alhamdulillah, sudah berhasil Pak untuk mencapai target sebulan Rp15 juta. Ada di Kemayoran, Setu, Pondok Rangon.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kalau brand-nya sudah bagus, nama rotinya bagus, brand-nya sudah bagus, branding-nya sudah bagus, bisa seperti Bu Wage tadi sampaikan di-franchise-kan sehingga menjadi membesar dan memiliki cabang di mana-mana.
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Satu hal lagi boleh enggak Pak saya minta Pak oleh pemerintah?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ibu sudah punya kredit di bank belum?
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Sudah Pak. Saya dapat KUR dari BRI.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Dapat KUR dari BRI?
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Iya, Rp50 juta.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Rp50 juta?
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Betul. Saya buat untuk usaha, kan roti saya kan kalau…
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bunganya berapa? Sebentar. Bunga berapa?
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Tiga persen Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Tiga persen? Oke.
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Iya. Murah banget Pak sampai saya lega banget ngebayarnya.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Murah karena itu disubsidi pemerintah itu. Kalau enggak disubsidi pemerintah berapa bunganya, Pak? Kalau tidak disubsidi pemerintah bunganya 16 persen supaya Bapak-ibu tahu. Jadi disubsidi pemerintah 13 persen, tinggal 3 (persen). Tapi hanya tahun ini, tahun depan enggak tahu ada lagi ndak. Kalau kita masih memiliki anggaran ya akan diteruskan, APBN-nya ada, diteruskan. Karena duit subsidi untuk KUR ini juga bukan miliar tapi sudah triliunan. Ya terima kasih, Bu Wage.
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Pak, satu lagi Pak mumpung ada kesempatan?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Apa?
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Untuk HKI Pak. HKI (Hak Kekayaan Intelektual).
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
HKI. Ya.
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Kan dari semua yang sudah kita terapkan mengikuti arahan dari pemerintah, paling penting juga adalah brand Pak. Kalau brand kita tidak HKI-kan itu secara otomatis brand itu akan diambil orang lain.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya segera didaftarkan.
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Di OSS ya Pak?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Iya daftarkan. Segera didaftarkan.
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Oke. Jadi sudah bisa di OSS Pak ya.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Iya. Daftarkan.
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Mudah ya Pak ya? Karena saya ngurus di kecamatan, JakPreneur sampai sekarang belum Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Saya belum pernah ngurus jadi saya enggak bisa jawab. Dulu saya belum pernah ngurus yang namanya HKI jadi saya enggak bisa cerita. Tapi sekarang nanti biar Pak Bahlil menceritakan mengenai HKI atau Pak Teten.
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Satu lagi Pak boleh Pak?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sudah. Gantian.
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Satu lagi Pak. Halal Pak, halal. Yang halal.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Halal? Ya silakan terakhir.
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Kan gini Pak, bisakah halal itu dinasionalkan Pak? Contohnya seperti ini, saya punya produksi…
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Halal dinasionalkan?
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Iya. Contohnya produksi roti saya adanya di Depok sedangkan saya ada di Jakarta itu ngurus halalnya itu kemarin susah banget Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Mengurus halalnya susah?
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Karena harus lari ke Depok.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke nanti saya cek. Oke.
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Betul enggak ya?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Enggak. Usulan-usulan seperti ini sangat bagus karena kesulitan-kesulitan inilah yang harus dicarikan jalan keluarnya oleh pemerintah.
Wageningtiyas (Pelaku Usaha Mikro)
Ya betul Pak. Kemarin soalnya kita mengikuti kegiatan halal itu Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Iya. Nangkep. Nangkep. Kalau tidak nasional artinya ibu kan setiap daerah harus mengurus, mengurus terus kan. Ngurus itu berarti bayar kan? Iya tahu. Ya sudah. Satu-satu. Saya tahu, nangkep.
Silakan bu, nama.
Asnawati Santi Rismawati Dewi (Pelaku Usaha Mikro)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Wa’alaikumsalam.
Asnawati Santi Rismawati Dewi (Pelaku Usaha Mikro)
Terima kasih pada Pak Jokowi sudah memberikan kesempatan untuk berdiri di samping beliau. Dan saya adalah Asnawati Santi Rismawati Dewi.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bu Asnawati.
Asnawati Santi Rismawati Dewi (Pelaku Usaha Mikro)
Berasal dari Kebayoran Baru.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kebayoran Baru, Jakarta?
Asnawati Santi Rismawati Dewi (Pelaku Usaha Mikro)
Jakarta Selatan.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Selatan.
Asnawati Santi Rismawati Dewi (Pelaku Usaha Mikro)
Santi mengangkat citra daerah Sumatra Barat yaitu camilan khas Minang.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Cemilan khas Minang itu apa? Nasi padang gitu ya?
Asnawati Santi Rismawati Dewi (Pelaku Usaha Mikro)
Sanjay balado, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Apa?
Asnawati Santi Rismawati Dewi (Pelaku Usaha Mikro)
Sanjay balado merah, sanjay balado ijo.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sanjay balado. Sanjay balado apa itu? Barangnya kayak apa?
Asnawati Santi Rismawati Dewi (Pelaku Usaha Mikro)
Keripik yang berasal dari singkong Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oo dari singkong. Omzet berapa sekarang per hari per bulan?
Asnawati Santi Rismawati Dewi (Pelaku Usaha Mikro)
Itu saya bawa contohnya Pak, sanjay.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya nanti boleh. Nanti ya coba. Berapa omzetnya?
Asnawati Santi Rismawati Dewi (Pelaku Usaha Mikro)
Omzet sebulan Rp5 juta per bulan Pak karena ini baru masih baru Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Rp5 juta per bulan.
Asnawati Santi Rismawati Dewi (Pelaku Usaha Mikro)
Saya juga berterima kasih kepada Bunda Ratu yang sudah membimbing dan mendidik kami sehingga produk kami sudah mempunyai HKI dan halal, juga sudah punya IUMK (Izin Usaha Mikro dan Kecil). Itu dari Bunda Ratu.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bunda Ratu itu siapa sih? Bunda Ratu berdiri. Bunda Ratu itu siapa itu?
Asnawati Santi Rismawati Dewi (Pelaku Usaha Mikro)
Dari Dinas Perindustrian Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Dari Dinas Perindustrian. Ya, Bunda Ratu berarti yang satu diurus juga ini Bu Wage ya. Makasih.
Asnawati Santi Rismawati Dewi (Pelaku Usaha Mikro)
Sudah HKI dan halal Pak. Atas arahan beliau juga saya mengangkat citra daerah camilan khas Minang karena saya berasal dari Sumatra Barat.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, bagus. Bagus. Jangan sampai camilan-camilan khas daerah kita masing-masing itu hilang atau dicomot oleh negara lain. Segera itu dipatenkan, di-HKI-kan sehingga menjadi milik kita. Hati-hati, tempe kita, tapi ada yang pemiliknya bukan di sini tapi di Jepang. Hati-hati hal-hal seperti itu.
Asnawati Santi Rismawati Dewi (Pelaku Usaha Mikro)
Dan atas bimbingan beliau juga saya diberi kesempatan untuk mengangkat citra daerah juga yaitu kopi, Pak. Usaha saya juga kopi siapa tahu bisa menyaingi Mas Gibran. Padamu Kopi, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kopi?
Asnawati Santi Rismawati Dewi (Pelaku Usaha Mikro)
Iya Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Biji kopinya atau membuka outlet-nya warungnya?
Asnawati Santi Rismawati Dewi (Pelaku Usaha Mikro)
Belum ada warung sih Pak. Nanti insyaallah Bu Ratu akan mengajak kita ke Sarinah Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ke Sarinah? Kalau mau ke Sarinah itu bisik-bisiknya ke Pak Erick Thohir. Pemiliknya Pak Erick Thohir. Silakan.
Asnawati Santi Rismawati Dewi (Pelaku Usaha Mikro)
Siap Pak. Iya Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya sudah. Terima kasih. Silakan Bu. Nama?
Sulastri (Pelaku Usaha Mikro)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Wa’alaikumsalam.
Sulastri (Pelaku Usaha Mikro)
Nama saya Sulastri. Dipanggilnya Bude Pak panggilnya, Bude Lastri.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bu Sulastri, panggilannya Bude.
Sulastri (Pelaku Usaha Mikro)
Iya. Saya UKM dari Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Di Ciracas, ya. Jualannya apa, Bu Lastri?
Sulastri (Pelaku Usaha Mikro)
Pertama dulu itu saya sayur gendong Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sayur gendong.
Sulastri (Pelaku Usaha Mikro)
Iya. Lanjut gerobak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sekarang?
Sulastri (Pelaku Usaha Mikro)
Setelah gerobak punya warung.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Dulu?
Sulastri (Pelaku Usaha Mikro)
Sayur gendong.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sayur gendong, berarti jualnya digendong. Terus setelah itu gerobak didorong. Terus sekarang?
Sulastri (Pelaku Usaha Mikro)
Sekarang punya warung sendiri. Alhamdulillah.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Punya warung sendiri. Nggih, nggih. Pertanyaan saya, bude sudah punya kredit di bank belum?
Sulastri (Pelaku Usaha Mikro)
Justru itu yang mau saya laporkan Pak Jokowi. Karena saya punya kredit KUR kenapa saya waktu ada bantuan UKM saya tidak dapat? Hayo. Kan KUR ditawarkan, KUR ditawarkan sama Bapak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ditawarkan gimana?
Sulastri (Pelaku Usaha Mikro)
Kan ditawarkan supaya kita jangan sampai jatuh ke rentenir hutang.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Iya betul.
Sulastri (Pelaku Usaha Mikro)
Tapi setelah KUR, kemarin pas pandemi ada bantuan UKM, saya tidak dapat, terhambat di KUR itu. Gimana itu Pak?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sekarang begini, kalau yang bantuan itu memang dari 65 juta UMKM tadi, kita memang hanya yang kita bantu memang tidak semuanya, hanya 20 juta. Jadi ada yang tidak dapat.
Sulastri (Pelaku Usaha Mikro)
Rondo Pak rondo. Rondo dari tahun 1996 dengan 3 anak lho Pak. Hayo Pak. Mosok nggak dapat bantuan, lansia lagi saya.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Wah ini. Ini sudah larinya ke “saya rondo”. Rondo itu janda.
Sulastri (Pelaku Usaha Mikro)
Iyo tapi rapopo Pak. Alhamdulillah anak saya dapat Bidikmisi gitu lho Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke. Baik. Sekarang mau ambil kredit di bank tidak, KUR?
Sulastri (Pelaku Usaha Mikro)
Sudah punya kok. Sudah lunas, ngambil lagi.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Terakhir berapa pinjamnya?
Sulastri (Pelaku Usaha Mikro)
Rp25 juta.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Rp25 juta. Ini mau pinjam berapa?
Sulastri (Pelaku Usaha Mikro)
Yo Rp25 juta saja biar lunas dulu. Wong rung lunas kok. Opo arep dilunasi? Tapi kan saya punya warung dua Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ini saya dengan Bu Lastri ini senang banget karena semangatnya tinggi. Memang UMKM kita ini harus dalam keadaan apapun, ekonomi kita dalam keadaan apapun, harus semangatnya tetap semangat ’45. Harus. Jangan sampai dikit-dikit mengeluh.
Sulastri (Pelaku Usaha Mikro)
Enggak Pak. Enggak pernah mengeluh.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Enggak, kalau ini tadi keluhannya bagus. Masalah kredit, masalah enggak dapat bantuan.
Sulastri (Pelaku Usaha Mikro)
Enggak dapat bantuan gara-gara KUR.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya oke. Silakan.
I Made Janardana (Pelaku Usaha Mikro)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Wa’alaikumsalam.
I Made Janardana (Pelaku Usaha Mikro)
Terima kasih sebelumnya, Pak Presiden. Pak boleh peluk enggak, Pak?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ini tadi yang di sebelah kanan saya sama kiri saya mau foto. Ada yang meluk.
I Made Janardana (Pelaku Usaha Mikro)
Ini kesempatan sekali dalam seumur hidup saya mungkin Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya sudah. Silakan silakan terus.
I Made Janardana (Pelaku Usaha Mikro)
Nama saya I Made Janardana.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Siapa?
I Made Janardana (Pelaku Usaha Mikro)
I Made Janardana. Panggilan saya Made.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Pak I Made. Pak Made.
I Made Janardana (Pelaku Usaha Mikro)
Iya benar. Saya ini usaha saya di bidang produksi herbal pengkapsulan.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Herbal?
I Made Janardana (Pelaku Usaha Mikro)
Iya. Herbal dari Indonesia. Awal mula usaha itu awalnya dari pertama orang tua karena sakit awalnya Pak. Karena minta herbal…
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Herbal apa itu?
I Made Janardana (Pelaku Usaha Mikro)
Apapun itu bentuknya, seperti brotowali, sambiloto. Nah awalnya orang tua sakit, terus karena saya rasa herbal itu mahal, saya coba untuk produksi sendiri gitu Pak. Nah lama-lama alhamdulillah berkembang, berkembang, berkembang, sampai hingga saat ini omzet bisa sampai Rp2 juta per hari.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Berapa?
I Made Janardana (Pelaku Usaha Mikro)
Rp2 juta per hari.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Rp2 juta per hari. Rp2 juta per hari itu sebulan Rp60 juta lho. Rp60 juta, per tahun itu Rp720 juta lho. Omzetnya gede banget. Ini kalau untungnya 30 persen berarti sudah Rp210 juta untungnya. Berarti sudah bukan usaha mikro lagi.
I Made Janardana (Pelaku Usaha Mikro)
Pada saat awal pandemi saya ini ojek online Pak kerjanya. Karena kesulitan mencari order saya coba usaha, alhamdulillah, karena niat untuk orang tua akhirnya bisa berkembang seperti saat ini. Kesulitan saya untuk sekarang ini adalah untuk sertifikasi halal dan BPOM Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sertifikasi halal…?
I Made Janardana (Pelaku Usaha Mikro)
…dan BPOM. Karena persyaratannya yang terlalu banyak dan sulit untuk saya penuhi, terutama itu Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Apa itu?
I Made Janardana (Pelaku Usaha Mikro)
Seperti pendirian perusahaan, terus sertifikasi untuk produk-produknya dan segala macamnya Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bu, nanti ini coba dibantu juga sertifikasi halalnya, Bu Ratu.
I Made Janardana (Pelaku Usaha Mikro)
Cukup itu saja pak. Boleh peluk sekali lagi Pak, maaf Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Silakan. Silakan.
Ngadimin (Pelaku Usaha Mikro)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Wa’alaikumsalam.
Ngadimin (Pelaku Usaha Mikro)
Nama saya Ngadimin. Dipanggilnya Amin. Amin.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Iya Pak Amin. Usahanya apa? Di mana?
Ngadimin (Pelaku Usaha Mikro)
Saya asli dari Bojonegoro, Jawa Timur.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bojonegoro?
Ngadimin (Pelaku Usaha Mikro)
Iya. Tapi usaha di Tangerang.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Usaha di Tangerang. Usahanya apa?
Ngadimin (Pelaku Usaha Mikro)
Saya jualan mie ayam.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Mie ayam?
Ngadimin (Pelaku Usaha Mikro)
Iya betul. Saya kasih nama Mie Ayam Garuda.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Mie Ayam Garuda. Omzet berapa per hari?
Ngadimin (Pelaku Usaha Mikro)
Sekitar Rp500 ribu s.d. Rp1 juta sehari.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Mie ayam Rp1 juta sehari gede banget juga. Ya.
Ngadimin (Pelaku Usaha Mikro)
Alhamdulillah berkat online. Saya juga mengucapkan terima kasih.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Mie ayam juga online juga?
Ngadimin (Pelaku Usaha Mikro)
Iya. Justru 90 persen omzet saya itu online.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Hati-hati yang berjualan makanan, yang berjualan makanan sekali lagi, gunakan yang namanya platform online. Gunakan. Contoh Pak Amin tadi. Kalau barangnya bagus, rasanya enak, packaging-nya bagus menjual lewat online itu adalah paling cepat. Paling cepat. Apalagi yang dijual ini barangnya khas, punya karakter, seperti tadi camilan khas Minang. Hal-hal seperti itu yang menjadi pembeda, ada diferensiasinya, itu yang akan cepat.
Ngadimin (Pelaku Usaha Mikro)
Awal kan saya mulai usaha pas waktu pandemi dua tahun yang lalu. Saya awal-awal mikir kalau untuk usaha itu susah karena harus sewa tempat yang strategis, itu kan mahal. Berkat ada online Grab, saya mengetahui ada Grab online, saya jualnya hanya dikontrakan saja tadinya. Awal buka dikontrakan, begitu peminatnya bagus alhamdulillah akhirnya sekarang bisa sewa kios walaupun kecil. Itu masih 90 persen online semua. Terima kasih.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya bagus. Semuanya dimulai dari kecil. Dan kalau sudah pasarnya terbuka akan menjadi masuk ke menengah, masuk ke besar. Semuanya pasti dimulai dari hal-hal yang kecil.
Saya merasa sangat senang sekali pagi hari ini bisa bertemu dengan Bapak-Ibu sekalian. Silakan kembali. Tolong nama-nama didaftar dulu. Nama didaftar tadi yang maju ke depan di data semuanya. Yang maju ke depan tadi saya beri sepeda semuanya. Masih ada yang ingin maju ke depan? Semuanya pengin maju semuanya.
Tapi menurut saya, masalahnya yang tadi sama semuanya, masalahnya yang ada di dunia UMKM kita itu sama semuanya. Urusan modal, urusan izin, urusan hak paten, urusan pemasaran, itu-itu terus dari tahun ke tahun. Tetapi, saya senang tadi sebelum masuk ke sini, saya lihat outlet-outlet yang ada, stan-stan yang ada di depan tadi, UMKM kita ini packaging-nya, kemasannya sekarang sudah bagus-bagus. Saya lihat tadi yang di depan makanan bagus, kemudian yang pakaian desain bagus, memakai material-material lokal, bagus sekali. Makanan juga sama, kopi juga sama, semuanya.
Artinya, kita menuju kepada sebuah kualitas yang lebih baik, packaging/kemasan yang lebih baik, branding-nya warna-warni juga bagus. Ini semuanya harus diteruskan agar level kita meningkat ke level yang lebih tinggi. Dan akhirnya nanti, produk-produk seperti itu akan mudah sekali untuk masuk ke pasar ekspor. Hati-hati, sekarang batas antarnegara itu sudah tidak ada. Ekspor ke semua negara sangat mudah sekali. Sehingga yang kecil-kecil ini harus mulai mengincar ke pasar-pasar ekspor meskipun jangan juga meninggalkan pasar di dalam negeri karena market kita, pasar kita adalah besar sekali.
Sekali lagi, saya mengajak untuk yang hadir di sini untuk semua UMKM kita agar memanfaatkan KUR, masih Rp185 triliun. Silakan ke BRI dan bank-bank lain yang menyalurkan KUR. Bunganya hanya 3 persen, mumpung masih bunganya 3 persen. Karena itu berasal, sekali lagi, dari dana PEN.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Tolong sampaikan kepada kanan-kiri kita, kawan-kawan kita untuk segera mengurus NIB. Ajak mereka semuanya pegang NIB biar kalau mau ambil kredit di bank mudah, kalau nanti ada bantuan untuk usaha-usaha mikro dari pemerintah juga mudah. Kita membuka sudah semuanya ketemu karena ada pegang semuanya pegang NIB. Kalau enggak ada ini, kita mencari kelapangan itu juga akan sangat sulit, pemerintah kalau ingin membantu.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Tetap semangat untuk menjalankan usaha meskipun kita tahu hampir semua negara sekarang ini berada dalam posisi yang tidak mudah. Tetapi negara kita alhamdulillah, kita masih berada pada posisi yang baik, pertumbuhan ekonomi kita di kuartal pertama 5,01, inflasi kita juga dibandingkan negara-negara lain juga masih terkendali, sehingga inilah kesempatan Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara semuanya untuk melebarkan sayap usaha, ekspansi usahanya, memperbesar usahanya sehingga memberikan kontribusi ekonomi kepada negara yang kita cintai ini.
Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan.
Terima kasih.
Saya tutup.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.