Sekretariat Kabinet Republik Indonesia | Peninjauan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, 8 Juni 2022
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, ini kan sudah kita mulai dua tahun yang lalu. Kalau kita melihat seperti sekarang, konstruksi-konstruksi untuk pabrik-pabrik semuanya sudah dimulai ini. Meskipun ini baru delapan persen, tetapi konstruksi itu sudah dimulai.
Di sini yang pertama, kita akan siapkan 450 hektare dan semuanya sudah habis untuk pabrik kaca, pabrik pipa, kemudian pabrik baterai listrik, pabrik keramik, semuanya. Tetapi memang ini industri-industri raksasa yang di sini, sehingga yang paling penting ini adalah bisa membuka lapangan pekerjaan yang sangat besar, pertama.
Yang kedua, pendapatan negara juga akan tambah dari pajak; PPn, PPh, PPh Karyawan, PPh Perusahaan, nanti PNPB, semuanya itu adalah pendapatan negara akan naik.
Dan yang ketiga, juga yang berkaitan dengan neraca perdagangan kita, akan menjadi baik, karena ini hampir semuanya orientasinya adalah untuk ekspor. Model-model bisnis seperti inilah yang ingin kita bangun, tidak hanya di Jawa Tengah, tetapi juga nanti di Jawa Barat dan di provinsi-provinsi yang lain. Saya kira ini sebuah contoh yang baik.
Wartawan
Kemudian tadi sempat menaiki mobil listrik, Pak, boleh diceritakan rasanya tadi bagaimana?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, ini kan ingin membangun ekosistem besar end to end, dari hulu sampai hilir untuk mobil listrik. Mulai dari penambangan nikel, kemudian smelternya, refinery-nya, kemudian pembangunan industri katode dan prekursornya, kemudian masuk ke litium baterai, EV (electric vehicle) battery-nya, baterai listriknya, kemudian mobilnya. Setelah mobilnya, juga masih ada lagi tambahan, yaitu me-recycle baterai listriknya. Sehingga betul-betul dari hulu ke hilir semuanya dalam sebuah ekosistem besar yang ingin kita kerjakan.
Tadi saya nyoba mobil listriknya, Genesis dari Hyundai. Saya kira halus, enggak ada suaranya.
Wartawan
Terkait ini, Pak, banyak masyarakat yang masih mengeluhkan bahwa mobil listrik itu nanti harganya mahal, gitu Pak. Mungkin ada tanggapan?
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo
Ya biasa, untuk pertama seperti itu. Tapi karena memang harga hampir 50 persen, harga dari mobil itu memang cost-nya ada di baterainya. Sehingga kalau nanti ketemu teknologi terbaru, ketemu teknologi baru, harga baterainya itu akan semakin murah, semakin murah, semakin murah. Apalagi dibangun di Indonesia, di tempat di mana nikelnya itu ada, kobaltnya ada, sehingga semuanya dikerjakan dari hulu sampai hilir. Itu akan memberikan, akan bisa menekan cost yang paling murah sehingga kompetitif. Saya kira ini masalah teknologi saja.
Wartawan
Baik, terima kasih, Pak.