50 Tahun Tak Bertemu, Guru Misroh Kenang Gubernur Syamsuar Murid Rajin dan Pendiam
Cakrawalatoday.com – Bagaimana sifat Gubernur Riau (Gubri) Drs H Syamsuar MSi semasa kecil? Rasanya semua ingin tahu. Dan berikut ini adalah pegakuan Bu Misroh, guru Sekolah Menengah Pertama (SMP), yang cukup akrab dengan orang nomor satu di Riau ini ketika menuntut ilmu semasa kecil.
Siang, sebelum Salat Zuhur, mobil yang ditumpangi Syamsuar mengarah ke Kelurahan Sukajadi, Pekanbaru. Orang nomor satu di Riau ini sengaja membuat kejutan, mendatangi langsung kediaman Bu Misroh.
Saat ditemui, sosok guru yang sederhana ini tak menyangka akan kembali bersilaturahmi dengan muridnya. Terhitung hampir 50 tahun tak bertemu, pertemuan itu pun berlangsung bahagia dan penuh haru. Apalagi saat melihat adegan Syamsuar menunduk dan mencium kedua tangan Bu Misroh.
“Alhamdulillah Bu Misroh, kami sengaja datang ke sini mendadak begitu mengetahui kabar ibu melalui Pak Chaidir. Ibu sehat, masih ingat saya bu? Murid ibu dulu sewaktu di sekolah di Techong,” tanya Syamsuar.
Sejenak kemudian, Bu Misroh hanya terdiam. Dia yang sempat terkejut atas kehadiran sosok muridnya itu, dan mulai mengingat-ingat. Ketika salah seorang anak Bu Misroh berbisik, barulah wanita ini berhasil menimang masa lalu, dia pun semakin takjub begitu mengetahui muridnya ini adalah seorang gubernur Riau.
Bu Misroh yang sudah melalangbuana mengajar di berbagai sekolah, mengaku terharu dengan sosok Syamsuar. Bagaimana tidak, dirinya sudah beberapa kali berpindah tempat mengajar, mulai dari Bagansiapi-api, Rokan Hulu, Kampar, dan terakhir pensiun di Kota Pekanbaru.
“Ibu sudah berkeliling mengajar, dah tak terhitung berapa banyak murid yang ibu ajarkan, murid ibu kini sudah ada pula menjadi gubernur, tapi tetap tak lupa dengan ibu,” kata Bu Misroh lirih, dan suasana terasa haru apalagi terlihat air muka Syamsuar tampak sedih. Di bola mata gurunya mulai berkaca-kaca menahan tangis bahagia.
Semasa Syamsuar kecil, Bu Misroh memberikan pelajaran Bahasa Indonesia dan Pendidikan Keterampilan Keluarga (PKK). Bu Misroh masih merekam sifat Syamsuar yang merupakan sosok tak banyak cakap tapi rajin di kelas.
“Masih kecik dulu saat kami ajar, Syamsuar pendiam tapi rajin kalau dikasi tugas, copek (cepat) dikerjakannya tugas-tugas yang kami beri,” cerita Bu Misroh.
Sosok pendiam dan selalu bekerja ini masih bersebati pada diri Syamsuar hingga kini. Sebagai Gubernur Riau. dia lebih banyak bekerja menyelesaikan berbagai tugasnya, daripada banyak berbicara.
Dalam diamnya, Syamsuar lebih banyak turun ke lapangan mendengarkan langsung permasalahan di masyarakat dan langsung mencari jalan keluarnya. Berbagai beasiswa strata-1, hingga strata-3 turut digulirkan untuk menjamin pendidikan anak-anak Riau di masa depan, para penghapal Alquran turut dijamin pendidikannya dan di sekolahkan di Institut Tazkia Bogor.
Walaupun dunia, termasuk Riau didera pandemi Covid-19, hingga keuangan Pemerintah Provinsi Riau turut difokuskan pada penanganan bencana non alam ini, Syamsuar tak mau berdiam diri dan tetap gesit menjemput bola ke Kementerian hingga memperjuangkan dana hibah dari luar negeri untuk pembangunan infrastruktur. Di berbagai kesempatan Syamsuar juga memaparkan potensi-potensi yang ada di Provinsi Riau untuk menarik investor agar bersama-sama membangun bumi lancang kuning ini.
Di hadapan muridnya yang pendiam, rajin dan sederhana ini, Bu Misroh sempat bercerita tentang lima orang anaknya yang saat ini mengabdi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), dan tersebar di kabupaten/kota di Riau.
“Alhamduillah, anak ibu kini sudah menjadi pegawai, ado di Kota Dumai, Kabupaten Rokan Hulu, Rokan Hilir samo Bengkalis,” kata Bu Misroh dengan logat Melayu Riau pesisirnya.
Kepiawaian Bu Misroh dalam mendidik anak tak hanya melahirkan anak-anak yang sukses, tetapi juga turut andil membentuk sosok Syamsuar hingga menjadi orang nomor satu di Provinsi Riau.
Kenangan di Techong
Sekolah di Techong merupakan sekolah rakyat, setara dengan Sekolah Dasar, yang berada di Jalan Sumatera Laut, Kota Bagansiapi-api, Kabupaten Rokan Hilir, dan kini telah menjadi bangunan SMP-1 Bangko.
Gubernur Syamsuar masih terbayang bagaimana bersekolah di sekolah rakyat tersebut. “Sekolah techong tu dulunya sekolah rakyat. Saat itu sayo, karena keterbatasan ekonomi, hanya dapat bersekolah disana, bangunannyo bertingkat dan terbuat dari kayu. Dari rumah ke sekolah kami berjalan kaki,” kata Syamsuar menyulan kenangan bersama Bu Misroh.
Kenangan yang sama disampaikan oleh Bu Misroh, dirinya saat itu tinggal di rumah panggung yang masih satu komplek dengan sekolah. “Dulu kami tinggal di rumah satu kamar, di situ makan, di situ tinggal, kalau mau ngambil air untuk makanan harus nunggu sore saat saluran air dari Water Leeding dihidupkan, serba terbatas tapi Alhamdulillah lah nak, semangat mengajar saat itu mengalahkan keterbasan yang ada” ucap Bu Misroh.
Bu Misroh juga masih ingat betul bagaimana gubernur Riau ke-13 ini ketika menuntuk ilmu di sekolah rakyat, Tecong, Kota Bagansiapi-api, selain pendiam dan rajin, Syamsuar orangnya juga sederhana.
Bu Misroh yang kini sudah berusia 77 tahun, mendoakan agar Syamsuar tetap istiqomah dalam mengabdi sebagai gubernur Riau.
“Terimakasih nak (Syamsuar) sudah mengunjungi ibu, dan mengingat kami walaupun sudah menjadi orang yang besar. Semoga selalu menjadi tauladan bagi anak-anak sekarang, tak banyak orang yang bisa mengingat jasa gurunya, semoga menjadi pemimpin yang selalu amanah, pemimpin yang istiqomah, dan kami selalu mendoakan anak murid kami,” ucap Bu Misroh. (Advetorial)
Editor: Abbas