Berita TerbaruPendidikanRiau

Ubah Sampah Jadi Rupiah, PT CPI-Unilak Berdayakan Bank Sampah di Riau

CAKRAWALATODAY.COM – Model kemitraan kalangan swasta, pemerintah, dan institusi pendidikan tinggi menjadi pendorong lahirnya bank sampah pertama di Kecamatan Rumbai Pesisir, Pekanbaru. Pada Rabu (12/8/2020), PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI), Pemko Pekanbaru, dan Universitas Lancang Kuning (Unilak) menandatangani sebuah nota kesepahaman kerjasama pemberdayaan masyarakat dalam memanfaatkan dan mengelola sampah menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomi.

Kerja sama tersebut sekaligus menandai peluncuran lahirnya Bank Sampah Berkah Abadi. Bank sampah tersebut diharapkan menjadi sentral bank sampah di Pekanbaru dan menjadi mitra bagi pemerintah dan swasta.

“Melalui program bank sampah ini, kami berharap dapat membantu pemerintah dan masyarakat dalam dua aspek, yakni aspek pemberdayaan ekonomi melalui peningkatan pendapatan dan aspek lingkungan melalui pengelolaan sampah,” tutur GM Corporate Affairs Asset PT CPI Sukamto Tamrin.

Penandatanganan nota kesepahaman tersebut berlangsung di lokasi Bank Sampah Berkah Abadi di Kelurahan Limbungan, Rumbai Pesisir. Acara dihadiri Wali Kota Pekanbaru Dr Firdaus, Rektor Unilak Dr Junaidi, dan Pjs Perwakilan SKK Migas Sumbagut, Aryoga Eswin

PT CPI menggandeng Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unilak sebagai mitra pelaksana program. Tidak hanya di Rumbai Pesisir, PT CPI juga menjalankan program serupa di tiga lokasi lainnya, yakni Bank Sampah Pematang Pudu Bersih (BSPPB) di Kabupaten Bengkalis, Bank Sampah Berkelana dan Bank Sampah Induk Pelangi di Kabupaten Siak.

Wali Kota Pekanbaru Firdaus berharap dengan program bank sampah diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan sampah menjadi produk daur ulang yang memunyai nilai jual, sehingga dapat menjadi salah satu sentral ekonomi.

“Bagaimana supaya itu menjadi sebuah produk yang mempunyai nilai jual,” ujarnya di sela-sela kegiatan.

Di lokasi bank sampah tersedia mesin pencacah sampah, mesin pres sampah dan mobil pengangkut sampah. Semua yang disetorkan baik sampah organik mauun nonorganik bisa diganti dengan uang atau ditabung. Setiap warga yang menabung sampah mendapat buku rekening dan bisa dicairkan kapan saja.

Menurut Wali Kota, sampah yang ada di Pekanbaru khususnya di Kelurahan Limbungan, Kecamatan Rumbai Pesisir dapat didaur ulang menjadi produk unggulan yang bernilai ekonomi dan dapat meningkatkan pendapatan warga setempat.

Sementara itu Rektor Unilak mengatakan, atas nama pimpinan universitas mengucapkan terimakasih kepada Chevron yang telah memercayakan program ini kepada institusinya.

“Dan tentu juga mengucapkan terimakasih kepada bapak wali kota yang juga memberikan dukungan dalam pelaksanaan kegiatan ini. Bagi kami bapak ibu sekalian, di kampus memberikan program-program yang nyata kepada masyarakat sangat penting, dan menjadi salah satu tugas utama kami,” ungkap Rektor.

Program yang dilakukan oleh LPPM Unilak ini, kata dia, adalah bentuk pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian ini diharapkan membuat program-program yang dapat dirasakan betul oleh masyarakat.

“Kerjasama ini sangat baik sekali menurut saya, karena melibatkan dari industri, Unilak, pemerintah, dan yang paling penting dari masyarakatnya sendiri. Sampah biasanya menjadi persoalan. Dengan kreativitas sampah tidak lagi membuat susah tetapi sampah bisa membawa berkah,” ujar Junaidi.

Rektor berharap tim Unilak terus melakukan pendampingan kepada bank sampah. “Dari kampus sendiri akan terus melakukan pendampingan untuk bank-bank sampah yang ada di provinsi dan Pekanbaru ini. Menyadari kehadiran bank sampah ini juga mendukung program green industry karena ramah lingkungan. Kami dengan pemerintah daerah akan terus melakukan program-program pendampingan,” tutur Rektor.

“Pesan saya kepada kawan-kawan dari Unilak, ini terus dilakukan pendampingan. Jangan hanya ketika ada kegiatan kerjasama dengan Chevron setahun dua tahun setelah itu tidak. Menurut saya jangan. Jadi bagaimana dia kontinyu itu harapan kita. Dan kami siap selalu untuk melakukan pendampingan- pendampingan, dan kami di Unilak juga beberapa waktu lalu sudah berdiskusi dan berkordinasi untuk mendirikan bank sampah,” pungkas Rektor Unilak.

Untuk informasi, para penerima manfaat mendapatkan pelatihan teknis, pendampingan, pemantauan, dan evaluasi pengelolaan program. Selain itu, mereka masing-masing juga mendapatkan bantuan peralatan berupa satu unit mobil operasioinal, mesin pencuci limbah plastic, mesin pencacah plastic, timbangan berkapasitas 100 kg, mesin pres hidrolik, komputer, papan tulis, brosur, seragam, dan safety boot.

Sebelum mendapatkan intervensi program PT CPI, kelompok Bank Sampah Berkah Abadi hanya berupa kelompok swadaya masyarakat yang menampung sampah sementara sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir. Setelah adanya pembinaan dan bantuan peralatan dari PT CPI, kelompok Bank Sampah Berkah Abadi menargetkan sekitar 1.000 kepala keluarga untuk menjadi nasabah tetap.

“Bantuan ini digunakan untuk meningkatkan pendapatan kelompok dan menghasilkan produk-produk daur ulang sampah yang kreatif,” ujar Ibnu Nazar, Ketua Bank Sampah Berkah Abadi.

Program pengelolaan bank sampah merupakan salah satu program investasi sosial PT CPI di bidang lingkungan dan pemberdayaan ekonomi. Program Bank Sampah sendiri telah berjalan sejak tahun 2015, yang dimulai dengan proyek pilot di Kelurahan Pematang Pudu, Mandau, Bengkalis, yang dikelola melalui kelompok usaha berbasis lingkungan. Program investasi sosial PT CPI lainnya di bidang lingkungan di antaranya konservasi mangrove bersama Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), konservasi gajah bersama Perkumpulan Gajah Indonesia (PGI), serta Program Desa Peduli Gambut di Siak dan Rokan Hilir bekerja sama dengan Badan Restorasi Gambut (BRG).**

Rilis / Editor: Abbas A Rahman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button