Tiga Tempat yang Harus sebagai Titik Sebaran Baru Korona, Begini Penjelasannya
CAKRAWALATODAY.COM – Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menjabarkan soal tiga tempat yang berpotensi menjadi tempat sebaran baru virus Corona di era normanl baru. Tiga tempat yang berpotensi menjadi tempat sebaran baru itu berdasarkan kajian para ahli.
“Kembali kami ingatkan bahwa menjaga jarak ini menjadi kunci di samping menggunakan masker. Ada beberapa hal yang beberapa ahli sudah mulai melakukan sebuah riset, sebuah kajian, bahwa di era adaptasi kebiasaan baru, ada beberapa titik yang berpotensi bisa menjadi tempat sebaran baru. Yang pertama adalah ruang kantor,” kata Yurianto dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube BNPB, Jumat (26/6/2020), mengutip Detikcom.
Yurianto memaparkan kegiatan di perkantoran harus mencermati tentang jumlah orang serta menjaga jarak 1,5 meter. Termasuk memastikan tidak ada kontak yang dilakukan terlalu lama antarpegawai.
“Beberapa hal yang harus kita cermati, yang pertama, tentang pengisian ruang dengan jumlah orang untuk meyakinkan bahwa setiap pekerja di kantor itu bisa menjaga jarak setidaknya 1,5 meter satu dengan yang lain. Kemudian yang kedua, dipastikan kontak yang lama ini akan berpeluang untuk terjadinya penularan. Karena itu, menjaga jarak dan tetap menggunakan masker sepanjang di ruang pekerjaan menjadi sesuatu yang mutlak kita lakukan,” jelas Yurianto.
“Kemudian mengatur sirkulasi udara, diupayakan menggunakan pendingin udara diawali sebisanya tidak sepanjang waktu, mungkin dimulai pada jam tertentu dan diupayakan juga setiap hari udara diganti dengan udara segar yang berasal dari luar, tentu ini dipengaruhi desain kantor. Upaya itu bisa kita lakukan termasuk ruangan di rumah,” terangnya.
Tempat kedua yang dinilai berpotensi jadi tempat penularan baru adalah rumah makan. Yurianto mencontohkan saat jam makan siang kerap kali kedisiplinan sulit dipatuhi.
“Dengan kapasitas yang kemudian harus kita batasi, sering kali disiplin ini sulit dipenuhi, sehingga jarak satu dengan yang lain tak bisa dijaga untuk lebih dari 1,5 meter. Ini yang harus diperhatikan,” kata Yurianto.
Terakhir, dijabarkan Yurianto, adalah transportasi. Meski sudah ada kebijakan masuk kantor dengan dua gelombang, dia mengimbau agar kapasitas transportasi bisa diisi memenuhi syarat aman untuk jaga jarak.
“Ketiga, yang memiliki juga potensi untuk terjadinya penularan adalah di sarana transportasi massal. Pemerintah sudah mengantisipasi untuk moda transportasi commuter dengan membagi beban penumpang pada dua waktu yang beda, beberapa saat yang lalu sesuai surat edaran kita membagi jam mulai bekerja di dua gelombang, pukul 07.00-07.30 WIB dan 10.00-10.30 WIB. Ini dimaksudkan untuk memastikan kapasitas commuter bisa diisi memenuhi prasyarat aman untuk menjaga jarak,” jelas Yurianto.
Untuk itu, Yurianto mengingatkan lagi, kepentingan keluar dari rumah hanya untuk keperluan produktivitas. Sebisa mungkin, lanjut dia, jika tidak ada keperluan yang urgen, lebih baik tidak keluar dari rumah.
“Keluar rumah yang sifatnya produktif, jaga jarak, menggunakan masker, dan cuci tangan,” kata Yurianto.**