Berita TerbaruBerita UtamaNasional

Prof Djohermansyah: Kepemimpinan Pemerintahan yang Efektif Tundukkan Corona

CAKRAWALATODAY.COM —Wabah virus corona (Covid-19) telah nyata melanda dunia, dan lebih 200 negara yang terkena, tak ketinggalan Indonesia, di mana saat ini penyebarannya masih terus meningkat.

Di Indonesia, pandemi Covid-19 ini telah ditetapkan pemerintah sebagai bencana nasional non-alam. Kepemimpinan melawan corona yang mematikan dan merusak sendi-sendi ekonomi ini dipegang di tangan pemerintah pusat di bawah komando Presiden.

Mencermati itu, Prof Djohermansyah Djohan, pakar otonomi daerah yang juga Guru Besar Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) menyampaikan bahwa pemda-pemda dengan “funds and forces” membantu pemerintah pusat, di mana gubernur, bupati dan walikota menjadi “panglima” penanggulangan wabah di daerah.

“Serangan wabah ini telah merenggut ratusan jiwa, termasuk tenaga medis kita. Dia juga memaksa orang bekerja, bersekolah, dan beribadah di rumah saja. Mudik, ritual kultural warga setiap hari raya telah dilarang pemerintah.

PSBB telah diberlakukan pula di daerah-daerah, menyusul di DKI Jakarta,” sebut Prof Djo, seperti termuat di laman fesbuknya, Sabtu (3/5/2020).

Kemudian Prof Djo, demikian Presiden i-Otda ini akrab dipanggil, mempertanyakan, bagaimanakah kepemimpinan pemerintahan yang efektif untuk menundukkan si Corona?

Tanya itu langsung dijawab Prof Djo, dimana kepemimpinan “pandemi” yang efektif itu, pertama bukan yang “bisnis as usual“, tapi yang “out of the box“. Kedua, bukan yang “low“, tapi “high profile strategy“. Ketiga, bukan yang birokratis, tapi yang desisif. Ke-empat, bukan yang “discourage“, mematahkan semangat, tapi “encourage“, memberi semangat anak buah.

Kelima, lanjutnya, bukan yang menyelamatkan ekonomi, tapi yang menyelamatkan nyawa. Ke-enam, bukan yang banyak cerita dan upacara, tapi yang memberi “delivered” segera. Ketujuh, bukan yang duduk di belakang meja, tapi turun ke lapangan memecahkan masalah berbasis data. Dan terakhir kedelapan, bukan untuk pencitraan, tapi kerja ikhlas semata, lillahi ta’ala.

“Semoga jadi acuan bagi pemimpin pemerintahan kita,” harap Prof Djo, yang pernah menjabat sebagai Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri tahun 2010-2014 semasa Mendagri Gamawan Fauzi.

Pendapat Prof Djo ini mendapat tanggapan positif dari warganet, banyak yang minta izin share, dan tak ketinggalan pula mengeluarkan pendapatnya. Di antaranya dari mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas Andrinof Chaniago.

“Kurang satu, Kanda Prof Djo, 9. Bukan yg banyak konperensi pers tapi turun ke lapangan berkeliling melihat masalah di lapangan siang malam, memberi motivasi kpd tim, membuat keputusan atas masukan2 yg diberikan, menyiapkan logistik yg kurang, memastikan optimalisasi pemakaian sumberdaya, dsb,” tulis Andrinof.

Dan ditimpali oleh Prof Djo, “akoor sekali Add, An. Iyaa kepemimpinan lapangan… tapi tetap dng protokol covid… trims, Add”. Demikian sahut-sahutan akrab kedua tokoh yang berasal dari Ranah Minang itu, yang sama-sama berlatar belakang akademisi.**

Sumber: forumsumbar.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button