Berita TerbaruRiau

Komunitas CreativeLab Produksi 1.900 Face Shield Gunakan Tujuh Printer 3D

CAKRAWALATODAY.COM – Alat Pelindung Diri (APD) merupakan komponen penting dalam layanan kesehatan di tengah pandemi Covid-19. Namun, ketersediaan APD tak sebanding dengan kebutuhan yang diperlukan oleh tenaga medis sebagai garda terdepan. Masyarakat pun tergerak menggalang berbagai inisiatif untuk mengatasi kondisi tersebut.

Salah satunya adalah CreativeLab. Komunitas yang berbasis di Kota Duri, Bengkalis, itu telah memproduksi lebih dari 1.900 APD jenis pelindung wajah (face shield) sejak akhir Maret lalu. APD tersebut disumbangkan ke berbagai fasilitas kesehatan di Provinsi Riau. Mulai dari klinik, puskemas, hingga rumah sakit. APD ini sangat berguna bagi tenaga medis untuk melindungi mereka dari risiko paparan Covid-19, terutama droplet atau percikan cairan.

CreativeLab merupakan sebuah komunitas 3D. Pembuatan face shield itu menggunakan mesin cetak (printer) 3D. Produksi pertama dibuat pada 26 Maret.

“Kami menunjukkannya ke RSUD Mandau. Kami ingin mendapatkan umpan balik apakah face shield buatan kami sudah sesuai yang dibutuhkan,” jelas Hengky Darma Satria, 36, dari CreativeLab. Respons RSUD Mandau positif. CreativeLab pun mulai memproduksi massal.

Desain face shield diperoleh dari desain yang beredar di kalangan komunitas 3D. Bahan-bahan utamanya adalah karet, mika, dan plastik. Saat ini, mereka mengoperasikan tujuh mesin cetak 3D, salah satunya hasil sumbangan Gubernur Riau.

CreativeLab rata-rata memproduksi 70-90 face shield per hari, menyesuaikan ketersediaan waktu dan tenaga di sela-sela pekerjaan utama mereka sebagai pegawai di lingkungan PT. Chevron Pacific Indonesia (PT CPI). Selain Hengky, pegawai lain yang tergabung dalam CreativeLab adalah Ryan Febryan, Helfiannas Satriawan, dan Bayu Chaniago.

Hengky dan rekan-rekannya berharap nantinya dapat menyumbangkan total 3.000 unit untuk membantu tim medis di Riau. ”Kami hanya menjalankan amanah dari para donatur yang ingin menyalurkan bantuan untuk penanganan COVID-19,” ungkap Hengky.

Biaya pembuatan face shield berasal dari sumbangan berbagai pihak, di mana sebagian besar adalah para pegawai PT CPI yang tergabung di berbagai komunitas di lingkungan Perusahaan. Di pasaran, harga face shield sekitar Rp 140 ribu per unit.

Hengky menuturkan, perusahaan tempat dia bekerja juga memfasilitasi kegiatan amal yang dijalankan CreativeLab saat ini. ”Kami dipinjami tempat sehingga memungkinkan bagi kami untuk memproduksi face shield dalam jumlah banyak,” papar Hengky, yang juga ketua alumnus Politeknik Caltex Riau (PCR) itu.

Dia mengaku, banyak permintaan dari teman-temannya di luar Riau. “Saya dihubungi oleh beberapa teman dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Jakarta. Mereka bahkan ingin memesan 500 unit lebih,” ungkap Hengky. Namun, lanjut dia, sejak awal CreativeLab sudah berkomitmen bahwa kegiatan mereka untuk kegiatan sosial.

”Kami tidak memperjualbelikan face shield. Kami membuat dan menyalurkannya melalui teman-teman komunitas untuk tujuan donasi,” jelas Hengky.

Alumni PCR di Pekanbaru, lanjut Hengky, juga membuat dan membagikan APD serupa untuk membantu pemenuhan kebutuhan face shield yang cukup tinggi bagi tenaga medis.

Selain CreativeLab, para pegawai PT CPI yang tergabung dalam Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (IKA ITS) juga bergerak. Mereka membuat face shield secara hand made. Mereka belajar dari tutorial yang dibuat oleh Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dan diunggah di Youtube. Dalam sehari, mereka mampu membuat 20 hingga 50 unit. Hasil buatan mereka disumbangkan ke berbagai fasilitas kesehatan di Riau.

Inisiatif kesukarelawan di kalangan pegawai PT CPI sungguh luar biasa. Di berbagai kabupaten/kota di Riau, mereka menyumbangkan beragam jenis APD, multivitamin, susu, paket sembako, hand sanitizer, disinfektan, fasilitas sanitasi umum, maupun edukasi pencegahan COVID-19 bagi masyarakat sekitar lokasi mereka bekerja.

Inisiatif tersebut dijalankan oleh komunitas-komunitas di lingkungan Perusahaan, seperti LAZNas Chevron Indonesia; komunitas keagamaan; para alumni dari Institut Teknologi Bandung; Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama); Universitas Indonesia; Universitas Diponegoro; Universitas Trisakti; UPN Veteran Yogyakarta; Politeknik Caltex Riau; Universitas Islam Riau; Rumbai Minas Women’s Network; XYZ Employee Network; Rumbai Geology Club; Persatuan Ibu-Ibu Chevron; dan Komunitas Mudikers. Belum lagi sumbangan yang dilakukan oleh para pegawai dan keluarganya secara individual, langsung kepada masyarakat atau instansi pemerintah terdekat di sekitar mereka.

Sementara dari sisi perusahaan, SKK Migas – PT CPI akan menyalurkan bantuan total sebanyak 10.000 masker medis; 6.000 masker N95; 1.500 pakaian dekontaminasi (hazmat); 5.000 hand sanitizer; 73 tempat tidur pasien untuk meningkatkan kapasitas ruang isolasi; dan 1.450 paket sembako. Selain di Riau, PT CPI juga menyalurkan bantuan di Jakarta berupa 500 pakaian dekontaminasi dan 1.000 hand sanitizer.

Terkait pencegahan penyebaran COVID-19 di lingkungan kerja, PT CPI telah mengambil langkah-langkah untuk melindungi kesehatan dan keselamatan para pegawai, keluarga, dan mitra kerja, dengan tetap memastikan keberlangsungan operasi hulu migas. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain menerapkan prosedur penapisan (screening); membatasi perjalanan bisnis maupun pribadi para pegawai maupun keluarga; menerapkan jaga jarak fisik (physical distancing) secara disiplin, maupun kebijakan Bekerja dari Rumah (Work from Home) dengan tetap menjaga keberlangsungan produksi migas. Untuk meningkatkan kesadartahuan di internal Perusahaan, PT CPI memberikan tips untuk menjaga kebersihan pribadi dan menyampaikan perkembangan informasi terbaru seputar COVID-19 secara rutin.**

Rilis/cakaplah.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button