Pengabdian di Teluk Kenidai, Dosen Pendidikan Bahasa Inggris UIR Perkenalkan Budaya Komunikasi bagi Anak-anak
CAKRAWALATODAY.COM – Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa yang harus memiliki karakter demi majunya suatu bangsa. Karakter yang terbentuk haruslah sesuai dengan budaya bangsa dan negara.
Budaya Ketimuran yang dikenal santun harus dapat dilestarikan pada generasi mudanya. Kesantunan yang dimasksud adalah kesantunan dalam berbahasa dan berkomunikasi. Semakin majunya teknologi di dunia khusunya saat ini revolusi industri 4.0 menuju revolusi 5.0 telah mengubah cara berkomunikasi generasi pula.
Komunikasi yang bergenre High Technology lebih mendominasi sehingga mengurangi rasa sosial yang ada selama ini. Sehingga dikhawatirkan kesantunan dalam berkomunikasi akan tergerus dengan seiring majunya teknologi jika tidak ditanggapi dengan sikap yang bijak.
Dari fenomena ini, dosen prodi pendidikan bahasa Inggris FKIP UIR diketuai Dra Betty Sailun MEd beserta mahasiswa melaksanakan pelatihan pengenalan budaya komunikasi kepada anak-anak yang dilaksanakan pada 25 Januari 2020.
“Dalam kegiatan ini anak-anak yang diberi pelatihan adalah anak-anak di desa Teluk Kenidai Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar, RIau karena desa ini dikenal sebagai desa wisata yang keindahannya terkenal hingga luar negeri. Tujuannya agar wisawatan mengenal desa ini bukan hanya dari keindahannya saja namun budaya komunikasi anak-anak nya juga dikenal sangat baik,” terangnya.
Kegiatan pelatihan ini diketuai oleh Dra. Betty Sailun MEd serta anggota yang terdiri dari dosen yaitu Andi Idayani SPd MPd dan dua mahasiswa Lisa Novi Riski dan Annisa Meliani.
Betty menjelaskan, kegiatan ini dilakukan dengan cara pengajaran atau praktik bagaimana mengucapkan Excuse, Me (Permisi), I’m Sorry (Maaf) atau I beg your pardon, Pardon me, Thank you (terima kasih) dan membiasakan pemakaian ekspresi ini dalam berkomunikasi bagi anak-anak.
“Kegiatan pengabdian ini didukung oleh pemerintah desa dan warga setempat, karena masyarakat dan tim sependapat bahwa penggunaan bahasa dan komunikasi yang salah berdampak pada tumbuh kembang anak meliputi kesehatan fisik, kesehatan mental, keluaran kekerasan, serta pendidikan dan ketenagakerjaan,” ungkap Betty.
“Maka dari itu, menggunakan kata tolong, terima kasih, dan maaf diharapkan menjadi salah satu solusi yang baik untuk anak sebagai generasi penerus bangsa terkhusus bagi desa Teluk Kenidai,” pungkasnya.**
Rilis