Hutan Suligi Membara, Diduga Ulah Perambah
CAKRAWALATODAY.COM, Bangkinang – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar mengaku kesulitan mengatasi gejolak api di hutan lindung Bukit Suligi. Kebakaran di hutan larangan yang berlokasi di Kabupaten Kampar dan Kabupaten Rokan Hulu, Riau itu terjadi di atas perbukitan. Sumber air pun sulit dijangkau.
“Masalah lokasi air yang membuat kita kesulitan saat ini untuk memdamkannya, karena lokasi di atas bukit. Untuk itu kita minta bantu sama pihak BPBD Provinsi untuk memberikan solusi dalam memadamkannya,” ungkap Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalop) BPBD Kampar, Candra pada Kamis (1/8/2019).
Hal serupa juga dialami BPBD Kampar tatkala memadamkan api di lokasi Hutan Adat Kecamatan Rumbio, yang mana tidak ada sumber air dalam pemadamannya. Alhasil tim BPBD Kampar dan dibantu warga memadamkan api dengan cara manual di lokasi tersebut.
Candra memaparkan, lokasi yang menjadi titik kebakaran saat ini ada di enam kecamatan, yaitu Tapung, XIII Koto Kampar, Koto Kampar Hulu, Bangkinang, Kampar Kiri Hulu, dan Rumbio. “Namun untuk luas kebakarannya tidak begitu luas, hanya kira satu hektar,” terangnya.
Disebutkannya, di lokasi XIII Koto Kampar, tepatnya dekat Ulu Kasok, terlihat orang yang sengaja membuka lahan. Karena aktivitas warga di sana membuka kebun karet. “Jadi semua kejadian ini faktor kesengajaan,” tegasnya.
Akibat Perambahan
Hutan Lindung Bukit Suligi merupakan hamparan hutan tropis basah dengan luas areal sekitar 300 hektare di Rokan Hulu dan Kabupaten Kampar. Kawasan tersebut berjarak sekitar 139 kilometer dari Kota Pekanbaru.
Hutan Lindung Bukit Suligi selama ini dikenal karena keindahan panoramanya, gua dan air terjun. Namun, kawasan itu kian terancam akibat perambahan untuk dialihfungsikan secara ilegal menjadi perkebunan sawit, terutama di kaki bukit.
Karena berada di dua kabupaten, BPBD Kampar juga sudah berkordinasi dengan BPBD Rohul untuk melumpuhkan titik api yang kemungkinan besar berasal dari Rohul.
“Alhamdulillah hari ini saya melihat helikopter water bombing sudah putar-putar di Kampar. Karena kalau diharapkan memakai mobil Damkar tidak bisa,” ucap Candra.
Pembakaran hutan lindung yang terjadi saat ini bukan kali pertama. Pada 2016, Satgas Udara Karhutla Riau dalam patrolinya menemukan kebakaran di hutan larangan itu.
Kawasan hutan lindung Bukit Suligi menjadi sasaran perambah hutan. Kayu-kayu alam dibabat, sementara kawasan yang sudah digunduli dibakar untuk kemudian dipetak-petakan menjadi areal perkebunan sawit.
Menurut pihak Polda Riau saat itu, perambah memanfaatkan kondisi lokasi yang sulit dijangkau untuk merambah hutan. Mereka bahkan semakin beringas.
Setelah dipadamkan lewat udara, belasan personel Polres Kampar dan TNI AD juga menyisir melalui jalur darat. Aparat menemukan jejak perambah liar di lokasi tersebut.**
foto: ilustrasi
Sumber: koranmx.com