Mahasiswa Disabilitas PCR Buat Aplikasi Pembaca Bahasa Isyarat Berbasis Andoid

Cakrawalatoday.com – Zulfan dengan lincah menggerakkan jemarinya membentuk kode tertentu di depan kamera telepon genggam pintar atau smartphone. Di layar gawai lalu muncul huruf-huruf di samping jemari Zulfan.
Ya, pemuda 24 tahun itu sedang mempraktikkan aplikasi karyanya, Selasa, 7 September 2021, saat ditemui di kampus Politeknik Caltex Riau (PCR) Rumbai, Pekanbaru. Aplikasi yang diberinya nama ‘Sign Language Translator’ itu mampu membaca bahasa isyarat berupa kode jari menjadi huruf.
Zulfan Honggala Putra merupakan mahasiswa program studi Teknik Informatika di PCR. Aplikasi SLT yang dibuatnya merupakan tugas akhir di kampus ini.
Agak terbata dia menceritakan tentang aplikasi SLT dan proses pembuatannya. Zulfan adalah penyandang disabilitas. Dia tunarungu atau tuli. Beberapa kali ia dibantu oleh ibu dan kakaknya yang ikut mendampingi, juga dosen pembimbing tugas akhirnya, Muhammad Mahrus Zain.

Zulfan menjelaskan, ide untuk membuat aplikasi SLT lahir dari abangnya. Ide itu disambutnya dengan mengajukan proposal tugas akhir, dan lolos. Kemudian di bawah bimbingan Mahrus, yang terpaksa lebih banyak dilakukan secara daring karena kondisi pandemi Covid-19, Zulfan berhasil menghadirkan aplikasi tersebut.
Meski tampak sederhana, namun cukup banyak kendala yang dihadapi Zulfan. Terutama komputer dan telepon pintar yang membutuhkan prosesor dan media simpan dengan kapasitas besar. Bahkan, Zulfan harus memodifikasi komputernya di rumah karena itu. Beruntung di kampus PCR tersedia fasilitas yang memadai, dan Zulfan bisa menggunakannya dalam beberapa kesempatan.
“Untuk membantu penyandang disabilitas biar gampang dipahami apa yang disampaikannya melalui bahasa isyarat,” kata Zulfan menjelaskan motivasinya menyelesaikan SLT.
Selain membaca kode huruf, Zulfan juga memasukkan dua kode kata dan kalimat ke dalam aplikasinya. Yaitu ‘hello’ dan ‘I love you’.
Awalnya oleh dosen penguji, Zulfan hanya ditantang memasukkan kode huruf A sampai E di aplikasinya. Tapi dosen pembimbingnya menantang Zulfan untuk bisa menyelesaikan hingga huruf Z.
“Juli 2021 Zulfan melapor aplikasinya sudah selesai A sampai E. lalu saya challenge untuk membuat A sampai Z, dan itu bisa diselesaikannya dalam waktu dua minggu,” ungkap Mahrus.
Mahrus mengaku apa yang dikerjakan Zulfan luar biasa. “Ini melebihi ekspektasi saya. Termasuk ketika dia bisa menanamkan dataya di android,” ujarnya.
Karya Zulfan ini, kata Mahrus, akan coba dimasukkan ke jurnal. Juga berkemungkinan didaftarkan hak ciptanya. Untuk itu di PCR ada Bagian Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (BP2M) sebagai tempat untuk konsultasi sekaligus memfasilitasi. (Abs)