PekanbaruRiau

Hutan Rumbai PHR Nan Asri, Simbol Warisan Alam yang Harmoni

Cakrawalatoday.com – Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional yang jatuh pada 5 November 2025 merefleksikan pentingnya menjaga hutan dan satwa dilindungi. Hutan dan satwa memiliki peran fundamental bagi keberlangsungan hidup di bumi. Tak sekedar tentang lingkungan, namun juga tentang kehidupan sosial dan keberlanjutan.

Pertamina Hulu Rokan (PHR) menyadari, peduli terhadap lingkungan menjadi aspek penting untuk memastikan keberlanjutan alam yang seimbang. Mempertahankan hutan Rumbai di sekitar komplek perkantoran tetap ada dan terjaga, merupakan ikhtiar PHR dalam mewarisi alam yang lestari.

Hingga kini, kawasan perkantoran PHR masih menjadi rumah yang nyaman bagi satwa dilindungi menyusul hutan alam yang masih hijau dan terjaga. Kicauan burung di balik pucuk-pucuk pohon, diiringi gemericik air mengalir di anak sungai menambah suasana alam kian asri.

Hutan Rumbai terbagi atas kawasan barat, timur dan koridor yang merupakan hutan sekunder tua yang berfungsi sebagai penyangga kehidupan di sekitarnya. Luasnya mencapai 420 hektar. Terdapat juga kawasan Sungai Ambang yang menjadi salah satu jogging track menarik di sekitar hutan tropis di area Komperta Rumbai.

Tupai tiga warna terlihat sangat cantik saat terlihat di salah satu pohon di Kawasan hutan Rumbai Komplek Perkantoran PHR.

Keberadaan hutan Rumbai yang berdampingan dengan komplek perumahan ini seolah mengobati kerinduan alam yang harmoni, ditambah suara hewan khas hutan tropis merdu terdengar di balik rimbunnya pohon dan semak belukar. Sedangkan kawanan monyet ekor panjang (macaca fasciculoarus) lazim terlihat melompat dari pohon ke pohon lain dengan riang di kawasan perkantoran.

“Ini merupakan komitmen PHR dalam pelestarian alam, sehingga hutan dan satwanya masih tetap terjaga dan terlindungi,” kata Corporate Secretary PHR Eviyanti Rofraida.

Hutan Rumbai memiliki keistimewaan flora dengan ketinggian pohon yang bervariasi, keragaman cara hidup serta tegakan pohon yang khas dengan kubah-kubahnya yang rimbun. Berdasarkan identifikasi, setidaknya terdapat 366 jenis pohon di hutan Rumbai. Pohon besar khas hutan tropis masih berdiri tegak dengan tajuknya yang rimbun.

Sebanyak empat jenis pohon dalam kategori langka yakni Saninten (castanopis argentia), Kulim (scorodocarpus borneensis), Jelutung (dyera costulata) dan Gaharu (aquilaria malaccensis). Terdapat pula dua jenis Nephentes, lima jenis anggrek dan 55 jenis jamur makrokopis.

Satwa yang mendiami hutan Rumbai pun tak kalah beragam. Berbagai jenis burung dilindungi bebas berseliweran. Setidaknya terdapat 146 spesies burung, di mana 23 spesies di antaranya masuk dalam kategori dilindungi seperti Sikep-madu Asia (permis ptilorhynchus), Elang Kelelawar (macheirampus alcinus), Enggang Cula (buceros rhinoceros) dan Cica Daun Sayap Biru (chloropsis sonnerati).

Tak kalah uniknya, terdapat pula delapan spesies primata, dengan empat spesies diantaranya dilindungi seperti Lutung Kelabu (trachypithec uscristatus), Simpai (presbytis siamensis), Owa Ungko (hylobates agilis) dan Kukang (nycticebus caucang).

Hutan Rumbai juga menyimpan keanekaragaman mamalia. Setidaknya masih terdapat 16 spesies mendiami hutan, 10 spesies di antaranya jenis dilindungi seperti tapir, linsang, kucing hutan, kucing emas, trenggiling, musang air, kancil, berang-berang, kucing dahan dan landak.

Tidak hanya di Rumbai, PHR juga masih memiliki hutan alam yang lestari di sekitar camp Minas dan Duri. Seperti Hutan Talang, yang saat ini masih menjadi tempat yang nyaman bagi satwa Gajah Sumatra (elephas maximus sumatranus).

“PHR senantiasa menjaga hutan dan satwa di manapun daerah operasinya. Aspek lingkungan menjadi perhatian utama dalam setiap aktivitas dan kinerja yang berkelanjutan. Kami memastikan operasi industri dan pelestarian lingkungan dapat berjalan beriringan demi mewariskan alam yang lestari bagi generasi mendatang,” ungkap Eviyanti.

Upaya pelestarian lingkungan diperkuat dengan pelbagai program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dengan mengusung kolaborasi pentahelix pilar lingkungan. PHR bersinergi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau dalam upaya konservasi Gajah Sumatra yang berstatus endangered (terancam punah). Bersama kelompok masyarakat di Duri, PHR menerapkan agroforestri dan penanaman tanaman pakan gajah untuk mendukung ketersediaan makanan alami.

Penanaman tanaman ekonomis yang tidak disukai gajah untuk memitigasi konflik antara gajah dan masyarakat. Begitu juga perlindungan Lutung Kokah sebagai primata endemik Sumatra yang menjadi simbol konservasi keanekaragaman hayati di wilayah operasional PHR. **

Back to top button