Penulis: Ary Sandy
LAPORAN Indeks Literasi Digital Indonesia tahun ini memberikan gambaran yang cukup menggembirakan tentang perkembangan literasi digital di Tanah Air. Secara umum, indeks literasi digital Indonesia menunjukkan peningkatan. Ini adalah kabar baik yang patut disyukuri. Namun, berdasarkan kondisi lapangan, saya menyadari bahwa masih ada kesenjangan yang cukup besar antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Akses internet, infrastruktur digital, dan pemahaman masyarakat tentang literasi digital masih menjadi tantangan utama, terutama di daerah-daerah terpencil.
Indonesia telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam transformasi digital selama lima tahun terakhir, yang tercermin dari peningkatan skor Indeks Transformasi Digital Nasional (Indeks TDN) dari 43,67 pada tahun 2018 menjadi 49,2 pada tahun 2022. Meskipun demikian, Indonesia masih berada dalam klasifikasi C (Cukup), yang menunjukkan bahwa masih banyak tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai transformasi digital yang optimal. Salah satu tantangan utama adalah kesenjangan digital antara wilayah pusat dan daerah, serta rendahnya adopsi teknologi digital di sektor bisnis dan masyarakat. Pemerintah pusat dan daerah perlu bekerja sama untuk memperbaiki infrastruktur digital, meningkatkan literasi digital, dan mendorong inovasi teknologi agar transformasi digital dapat berjalan secara merata dan berkelanjutan.
Relawan TIK Riau yang terlibat dalam pendampingan literasi digital di masyarakat melihat bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, khususnya di Provinsi Riau. Pada tahun 2022, Riau memperoleh skor Indeks TDN sebesar 48,60, yang termasuk dalam klasifikasi C (Cukup). Skor ini menunjukkan bahwa Riau telah melakukan upaya dalam membangun infrastruktur digital dan meningkatkan adopsi teknologi, namun masih terdapat ruang untuk perbaikan, terutama dalam sektor bisnis dan pemerintahan. Jaringan dan Infrastruktur menjadi pilar dengan skor tertinggi, sementara Pilar Bisnis dan Pemerintah masih perlu ditingkatkan.
Di Riau, kami melihat potensi yang sangat besar. Provinsi ini kaya akan sumber daya alam, dan sektor ekonomi digital bisa menjadi penggerak utama bagi pertumbuhan ekonomi. Sayangnya, masih banyak masyarakat, terutama di daerah pedesaan, yang belum memahami bagaimana memanfaatkan teknologi digital secara optimal. Inilah salahsatu yang mendorong saya dan tim Relawan TIK Riau untuk terus aktif melakukan pendampingan literasi digital.
Sejak bergerak bersama Relawan TIK Riau, kami telah melakukan berbagai program pelatihan dan pendampingan, mulai dari penggunaan internet, media sosial, e-commerce, hingga keamanan digital. Tujuannya sederhana: kami ingin memastikan bahwa masyarakat Riau tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga mampu memanfaatkannya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.
Salah satu tantangan terbesar yang ditemui di Riau adalah kesenjangan akses internet antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Banyak daerah pedesaan yang masih kesulitan mendapatkan sinyal internet. Selain itu, rendahnya pemahaman tentang keamanan digital juga menjadi masalah serius. Saya sering menemui kasus penipuan online, hoaks, jud*l, dan cyberbullying yang menimpa masyarakat karena kurangnya pengetahuan tentang bagaimana menggunakan teknologi dengan aman.
Sebagai contoh, dalam beberapa pelatihan yang kami lakukan, banyak peserta yang bahkan tidak tahu bagaimana membuat kata sandi yang kuat atau mengenali tautan yang mencurigakan. Ini menunjukkan bahwa masih banyak yang harus kita lakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keamanan digital.
Harapan kami, dengan dukungan dari pemerintah pusat dan daerah, serta kolaborasi dengan berbagai pihak, Riau bisa terus meningkatkan literasi digital masyarakatnya. Saya yakin, dengan literasi digital yang baik, Riau memiliki potensi untuk menjadi salah satu provinsi terdepan dalam pengembangan ekonomi digital di Indonesia.
Kami berkomitmen untuk terus mendampingi masyarakat Riau dalam menghadapi era digital ini. Ini bukan sekadar tugas, tetapi juga tanggung jawab moral. Kami ingin melihat masyarakat Riau, terutama generasi muda, bisa memanfaatkan teknologi digital untuk menciptakan peluang baru dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Secara keseluruhan, Riau telah menunjukkan kemajuan dalam transformasi digital, namun masih terdapat banyak ruang untuk perbaikan, terutama dalam sektor bisnis dan pemerintahan. Saya dan rekan-rekan Relawan TIK Riau, akan terus berupaya untuk mendorong literasi digital di provinsi ini. Saya percaya, dengan kerja keras dan kolaborasi, kita bisa membawa Riau menuju masa depan yang lebih cerah di era transformasi digital.
Pemerintah daerah perlu fokus pada peningkatan infrastruktur digital, literasi digital, dan adopsi teknologi di sektor bisnis. Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan ekosistem digital yang kuat dan berkelanjutan. Dengan upaya yang terkoordinasi dan berkelanjutan, Riau dapat mempercepat transformasi digital dan berkontribusi pada pembangunan digital nasional menuju Indonesia Emas 2045. **
Ary Sandy adalah Ketua Relawan TIK Provinsi Riau