Berita UtamaRiau

Riau Mulai Dikepung Api, Aparat dan Warga Saling Membahu Padamkan Lahan Terbakar

Cakrawalatoday.com – Provinsi Riau mulai dikepung kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Setidaknya ada tiga wilayah yang mengalami karhutla pada pekan lalu.

Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla) seluas 10 hektare terjadi di Desak Tasik Serai Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak, Riau. Api nyaris menjalar ke hutan lindung Cagar Biosfer Giam Siak Kecil.

Cagar Biosfer Giam Siak Kecil adalah sebuah lahan gambut raksasa yang berkedudukan di Provinsi Riau. Tepatnya di Kabupaten Bengkalis, dan Kabupaten Siak.

Luasnya 705.271 hektare, cagar biosfer ini dideklarasikan UNESCO dalam Man and the Biosphere Programme guna mendukung industri kayu berkelanjutan.

“Iya benar, ada sepuluh hektare lahan terbakar di sebelah Cagar Biosfer. Beruntung api cepat dipadamkan sehingga tak menjalar ke hutan lindung itu,” ujar Kapolres Siak AKBP Asep Sujarwadi, Ahad (28/7/2024).

Asep menjelaskan, kebakaran terjadi sejak kemarin pukul 11.00 Wib. Asep memimpin pemadaman bersama puluhan anggotanya memadamkan api hingga hari ini.

“Sekitar lebih dari 40 personel saya bawa ke lokasi agar api padam dan tidak menjalar ke Cagar Biosfer,” kata Asep.

Menurut Asep, pemadaman dilakukan bersama tim gabungan TNI, BPBD, Manggala Agni, MPA, dan RPK Arara Abadi. Tim masih di lokasi melakukan pendinginan di lahan yang masih menimbulkan asap.

“Luas lahan yang terbakar diperkirakan sekitar 10 hektare, sampai saat ini masih dalam proses pemadaman dan pendinginan oleh tim gabungan,” jelasnya.

Awal mula api diketahui berdasarkan aplikasi karhutla Dasbor Lancang Kuning. Lahan yang terbakar ternyata milik seseorang bernama Hutagaol.

“Lokasi lahan milik Hutagaol warga Duri Kabupaten Bengkalis. Penyidik Satreskrim masih mencari pemiliknya,” ucap Asep.

Selain dari darat, pemadaman diback up oleh helikopter water bombing karena lokasi cukup jauh. Bahkan, alat berat juga dikirim ke lokasi untuk membantu penyekatan.

“Lokasi cukup jauh dari jalan besar dan banyak binatang buas. Mudah-mudahan api dan asap segera padam,” terang Asep.

Lahan di Pelalawan

Sementara, lahan kosong seluas 10 hektare juga terbakar di areal HGU perusahaan sawit PT Permata Hijau Indonesia (PHI) Desa Pangkalan Gondai, Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan, Riau. Lahan itu merupakan semak belukar yang belum ditanami sawit.

“Upaya pemadaman kita lakukan sejak pagi tadi hingga malam. Sekarang kita masih di lokasi melakukan pendinginan lahan menjaga supaya tidak menjalar apinya,” ujar Kapolsek Langgam Iptu Alferdo Krisnata Kaban, Ahad (28/7).

Dalam melakukan upaya pemadaman, kepolisian mengerahkan 111 orang personel. Terdiri dari Polres Pelalawan dan Polsek Langgam 20 personel, Damkar PT PHI 45 orang, PT NPM 15 orang PT Parawira 10 orang, Masyarakat Peduli Api 10 orang, serta pemuda Desa Gondai 15 orang.

“Kita menggunakan lima unit mesin ministriker Damkar dan peralatan, tiga unit mesin Mark3, lalu dua unit mesin sibahura, satu unit mesin apung. Ada juga bantuan helikopter water bombing (bom air) dua unit,” kata Edo.

Upaya pemadaman sempat tak berjalan mulus, tim gabungan mengalami kesulitan karena lokasi kebakaran lahan sejauh 3,5 jam dari Polres Pelalawan. Lahan yang terbakar juga berkontur gambut sehingga api sulit padam.

“Karakteristik lokasi lahan gambut kering sehingga apabila ada angin berhembus kencang dahan dan kayu kering mudah terbakar. Angin kencang sehingga proses pemadaman menjadi sulit, bahkan akses menuju ke lokasi yang terbakar tersebut melewati semak belukar,” jelas Edo.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Pelalawan AKP Kris Topel mengatakan pihaknya masih menyelidiki penyebab terbakarnya 10 hektare lahan PT PHI. Sejumlah saksi diperiksa untuk mengumpulkan alat bukti.

“Dugaan awal sumber api dari lahan Desa kusuma, dimana lahan PT. PHI berbatasan dengan desa tersebut jaraknya kurang lebih 3 kilometer,” kata Kris.

Kris menyebutkan, kebakaran lahan awalnya diketahui dari patroli masyarakat peduli api (MPA) Desa Pangkalan Gondai. Kemudian dilaporkan ke Bhabinkamtibmas.

“Pada Sabtu (27/7) kemarin api yang terpantau di Desa Kusuma merambat ke Desa Pangkalan Gondai tepatnya di lahan HGU milik PT. PHI, api sudah terpantau di aplikasi karhutla Dasbord Lancang Kuning,” jelasnya.

TNI-Polri Padamkan Api di Rohil

Sebelumnya, seluas 26 hektare lahan terbakar di Kabupaten Rokan Hilir, Sabtu (27/7). Kebakaran itu menyebabkan munculnya 45 titik api yang terdeteksi BMKG Pekanbaru.

Kebakaran lahan terjadi di 3 desa dengan 3 kecamatan yang berbeda. Ratusan personel gabungan disebar di titik lahan yang terbakar.

“Kami TNI Polri menemukan lahan terbakar seluas 20 hektare di Jalan Swadaya Kepenghuluan (Desa) Pasir Limau Kapas Kecamatan Pasir Limau Kapas. Kemudian 2 hektare di Kecamatan Bangko, dan Tanah Putih 4 hektare, jadi total 26 hektare,” ujar Kapolres Rokan Hilir AKBP Isa Imam Syahroni, mengutip Mediacenter Riau.

Setelah menemukan titik api kebakaran lahan, Isa memimpin langsung menuju lokasi. TNI Polri, BPBD, Manggala Agni dan tim lainnya bersama-sama melakukan upaya pemadaman sampai api tidak ada lagi.

“Lahan yang terbakar berupa tanaman sawit yang semak seluas 20 hektare, saat ini api sudah padam dan hanya meninggalkan kebulan asap tebal,” kata Isa.

Personel yang dikerahkan untuk memadamkan api dari Polres Rohil 160 orang, Brimob 30 orang, TNI 40 orang, Manggala Agni 30 orang, Masyarakat Peduli Api 50 orang, BPBD 40 orang dan dibantu warga 6 orang.

“Tadi kita dibantu helikopter tiga unit untuk melakukan water bombing atau bom air. Ada juga tiga alat berat untuk melakukan penyekatan agar api tidak menjalar lebih luas dan mini striker duapuluh unit, selang seratus riga pukuh lima guling, dan mesin robin delapan,” kata Isa.

Isa mengatakan, saat ini tim gabungan TNI Polri bersama dengan masyarakat sedang melakukan pendinginan titik api. Api sudah padam namun masih menimbulkan asap kecil.

“Kami tetap berjaga di lokasi hingga malam, karena aabila ada angin kencang tidak menutup kemungkinan api hidup kembali,” jelas Isa.

Isa menjelaskan dalam upaya pemadaman pihaknya mengalami sejumlah kendala. Seperti lokasi lahan terbakar yang jauh, angin yang berhembus sangat kencang serta sumber air susah dan sangat jauh.

“Kami juga mengimbau masyarakat agar tidak membuka atau membersihakn lahan dengan cara membakar. Karena kita akan selidiki dan tangkap pelakunya,” tegas Isa.**

sumber: mediacenterriau

Back to top button