Dua Sastrawan Riau Terima Penghargaan Pengabdian Sastra Lebih 40 Tahun
Tiga komunitas sastra di Riau juga menerimah Bantuan Pemerintah
Cakrawalatoday.com — Dua sastrawan asal Riau, Fakhrunnas MA Jabbar dan Taufik Ikram Jamil, meraih Penghargaan Sastra untuk kategori pengabdian lebih dari 40 tahun. Selain itu, tiga komunitas sastra Riau berhasil mendapatkan Bantuan Pemerintah (Banpem) Komunitas Sastra.
Pada tahap pertama tahun ini, Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan Bahasa Kemendikbud, memberikan Penghargaan Pengabdian Sastra kepada 70 sastrawan senior yang telah berkarya lebih dari 40 dan 50 tahun.
Beberapa penerima penghargaan untuk 50 tahun pengabdian adalah Rida K. Liamsi (Kepri), Harris Efendi Tahar (Sumbar), Iberamsyah Barbary (Kalsel), Ahmad Tohari (Jateng), Saut Poltak Tambunan (Jakarta), dan Idris Pasaribu (Sumut).
Untuk kategori 40 tahun, penerima di antaranya adalah Kurnia Effendy, Seno Gumira Ajidarma (Jakarta), Bambang Widiatmoko (Yogya), dan Gus tf (Sumbar). Para penerima penghargaan mendapatkan hadiah uang tunai.
Selain itu, 54 komunitas sastra berhasil terpilih untuk menerima Banpem, termasuk tiga komunitas dari Riau yakni Komunitas Rumah Sunting yang dipimpin Kunni Masrohanti, Riau Sastra (Listi Mora Rangkuti), dan Suku Seni (Marhalim Zaini).
Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo, dalam laporannya pada acara pembukaan Pembekalan Calon Penerima Banpem Bidang Kebahasaan dan Kesastraan Penguatan Komunitas Sastra Tahun 2025, mengatakan bahwa proses seleksi dan penilaian memakan waktu yang cukup lama.
Dari banyaknya calon penerima, terpilihlah 70 sastrawan dan 54 komunitas sastra yang layak menerima penghargaan dan bantuan. Acara tersebut digelar di The Sultan Hotel, Jakarta, beberapa hari lalu.
“Proses seleksi dan penilaian berlangsung cukup panjang. Untuk penghargaan pengabdian sastra, calon diusulkan oleh Balai Bahasa di tiap provinsi. Ada yang tidak terpilih karena kurangnya dokumen pendukung. Tahap kedua pemberian penghargaan dan Banpem Komunitas Sastra segera dibuka,” ujar Imam.
Untuk banpem komunitas sastra, dari 446 komunitas yang disaring, hanya 54 yang lolos seleksi. Dari 70 sastrawan yang terpilih, 14 di antaranya tidak dapat hadir di Jakarta karena usia lanjut.
Sekretaris Jenderal Kemendikbud Ir Suharti MA PhD, dalam sambutannya melalui video, mengingatkan bahwa negara harus hadir di tengah masyarakat. Badan Bahasa bergerak cepat untuk meningkatkan literasi masyarakat melalui bantuan, fasilitas, dan penghargaan yang diberikan. Anggaran untuk program ini juga meningkat dari Rp8 M menjadi Rp27 M.
Pada akhir sambutannya, Suharti membacakan puisi karyanya sendiri berjudul “Manusia”.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E Aminuddin Aziz, menjelaskan bahwa dibutuhkan waktu sekitar dua tahun untuk mendiskusikan masalah banpem ini.
Pada acara pembukaan, empat sastrawan penerima penghargaan lebih dari 50 tahun membacakan puisi, yakni Presiden Penyair Sutardji Calzoum, KH D Zawawi Imron, LK Ara, Mustofa W Hasyim, dan Putu Wijaya.
Usai acara, sastrawan Kunni Masrohanti didampingi Muhammad De Putra mengungkapkan rasa bangganya atas banpem komunitas yang diraih oleh Komunitas Rumah Sunting. “Kami berharap semakin banyak sastrawan Riau yang mendapatkan penghargaan sastra ini. Dukungan dokumen sangat penting untuk terpilih. Kami perlu mengingatkan para sastrawan senior agar dapat meraih penghargaan ini,” ujar Ketua Penyair Perempuan Indonesia ini.
Sementara itu, Hj Tutin Apriyani SE, istri sastrawan Fakhrunnas, mengungkapkan rasa bahagianya atas penghargaan ini, berharap hal ini akan memberikan motivasi bagi generasi sastrawan berikutnya untuk terus berkarya.**