Berita TerbaruBerita UtamaPendidikan

Hapus Tes Calistung di SD, Kemendikbudristek Sesuaikan Kurikulum

Cakrawalatoday.com – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) melakukan penyesuaian Kurikulum Merdeka Belajar. Langkah ini diambil setelah tes membaca, menulis, dan menghitung (calistung) dihapus dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) jenjang Sekolah Dasar (SD).

“Untuk mendukung kebijakan peniadaan tes baca tulis hitung dalam PPDB jenjang SD, Kemendikbudristek telah melakukan penyesuaian terhadap kurikulum,” kata Direktur Sekolah Dasar Kemdikbudristek Muhammad Hasbi, Kamis (30/3/2023), dilansir CNNIndonesia.com.

Hasbi mengatakan Kurikulum Merdeka Belajar kini lebih menekankan kepada keselarasan capaian pembelajaran antara jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan SD kelas awal.
“Sehingga anak tidak lagi diharuskan dan ditekan untuk bisa membaca, menulis dan berhitung sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar kelas awal,” ujarnya.

“Kemampuan literasi dan numerasi dapat diperoleh hingga kelas dua akhir di fase A SD,” sambungnya.

Hasbi menuturkan penyesuaian dalam kurikulum tersebut tentu harus diikuti dengan penyesuaian strategi pembelajaran. Pada proses awal penerimaan peserta didik, kata dia, anak-anak dan para orang tua perlu dikenalkan dengan lingkungan belajar mereka, sehingga diharapkan tumbuh rasa aman dan nyaman, yang akan melahirkan konsep yang positif terhadap belajar.

“Di samping itu, guru perlu melakukan kegiatan belajar untuk memperoleh informasi awal terkait kemampuan setiap anak, dan menjadikan informasi tersebut sebagai landasan untuk mengembangkan pembelajaran yang berdiferensiasi (berpusat kepada anak),” ujarnya.

Sebelumnya, Mendikbidristek Nadiem Makarim menghapus calistung dalam PPDB Jenjang SD lantaran miskonsepsi atau kesalahpahaman mengenai calistung pada pendidikan anak usia dini (PAUD) masih saja terjadi.

Ia menilai pengajaran calistung pada anak selama ini menggunakan metode yang salah sehingga membuat anak menganggap sekolah menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan.

Menurut Nadiem, persepsi mengenai calistung adalah satu-satunya yang penting dalam pembelajaran PAUD memberikan sejumlah konsekuensi pada anak. Ia menilai konsekuensi paling menakutkan yakni anak merasa bahwa belajar itu tidak menyenangkan sejak dini.

Nadiem menyebut jika anak merasakan belajar bukan proses yang menyenangkan dari masa PAUD, maka akan sangat sulit memutar balik persepsi anak bahwa sekolah itu bisa menyenangkan.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button