Berita Terbaru

Sekretariat Kabinet Republik Indonesia | Penanaman Bibit dan Peninjauan Panen Sorgum, di Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2 Juni 2022

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam sejahtera bagi kita semuanya.

Pagi hari ini saya berada di Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dalam rangka peringatan yang diberikan oleh FAO [Food and Agricultural Organization], peringatan juga diberikan oleh PBB, bahwa dunia sekarang ini dan yang akan datang akan mengalami krisis pangan. Dan ini sudah kelihatan, sekarang ini harga-harga pangan dunia semuanya naik. Oleh sebab itu harus ada rencana besar, harus ada plan negara kita menghadapi ancaman krisis pangan itu.

Kita ingin banyak alternatif-alternatif, banyak pilihan-pilihan yang bisa kita kerjakan di negara kita, diversifikasi pangan, alternatif-alternatif bahan pangan. Tidak hanya tergantung pada beras karena kita memiliki jagung, memiliki sagu, dan juga ini sebetulnya tanaman lama kita, yang ketiga adalah sorgum. Barangnya ini. Sudah dicoba di Kabupaten Sumba Timur seluas 60 hektare. Kita melihat sendiri hasilnya, seperti tadi kita lihat sangat baik, secara keekonomian juga masuk, bisa merekrut banyak sekali SDM tenaga kerja kita, dan hasilnya per hektare per tahun bisa bersih kurang lebih 50-an juta. Ini juga sangat bagus. Artinya, kalau dibagi 12, per bulan sudah mencapai kurang lebih 4 jutaan, ini kan juga sebuah hasil yang tidak kecil.

Oleh sebab itu, saya tadi memerintahkan kepada Gubernur dan Bupati untuk betul-betul memastikan berapa luasan lahan yang bisa dipakai untuk menanam sorgum ini. Sehingga kita tidak tergantung sekali pada yang namanya gandum, atau tidak tergantung sekali pada yang namanya jagung dari impor, karena di sini sudah dicoba jagung kurang berhasil. Coba sorgum sangat berhasil, karena memang sebelumnya sorgum itu sudah tumbuh baik dan ditanam oleh para petani kita di Sumba Timur dan di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kita ingin setelah dari uji coba ini sudah ketemu, kendalanya apa sudah ketemu, problemnya apa sudah ketemu, kita akan memperbesar tanaman sorgum ini di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan harapan kita memiliki alternatif pangan dalam rangka menghadapi krisis pangan dunia. Kalau memang kita berlebih, ada stok ya enggak apa-apa, justru ini yang ingin kita ekspor dan akan menghasilkan devisa bagi negara.

Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan. Dan, per hektar sorgum di sini menghasilkan lima ton, per hektare lima ton minimal, ya.

Saya saya itu yang ingin saya sampaikan.
Terima kasih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button