Diliburkan 2 Pekan, Orangtua Diingatkan Awasi Anaknya Tak Keluar Rumah
CAKRAWALATODAY.COM,Jakarta – Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana meminta para orangtua lebih intens mengawasi siswa yang belajar di rumah selama dua pekan akibat virus corona (Covid-19). Hal ini lantaran masih terdapat pelajar yang nongkrong baik di warnet maupun di tempat lain di luar rumah. Disdik sendiri sudah membuat surat imbauan dan edaran agar orangtua mengawasi anaknya di rumah.
“Kalau imbauan di surat edaran kami sudah minta pengawasan orangtua. Kalau sudah di rumahkan pengawasannya musti dengan orangtua enggak bisa sekolah sendiri,” ucap Nahdiana saat dihubungi, Rabu (18/3/2020) malam. Menurut dia, para siswa yang belajar di rumah setiap harinya dipantau kehadirannya oleh wali kelas.
Lalu kehadiran dan proses belajar jarak jauh itu dilaporkan ke Dinas Pendidikan DKI Jakarta. “Kalau Disdik itu absennya dipantau. Kan kita enggak tahu kalau setelah itu keliaran. Yang namanya pembelajaran home learning itu gurunya interaksi dengan siswa terus siswanya dipantau, ada yang aktif ada yang enggak lalu dikomunikasikan.
Kalau SD dikomunikasikan ke orangtua,” jelasnya. Nahdiana pun tak membantah jika masih ada siswa yang berkeliaran meski ada kebijakan belajar di rumah. Apalagi jumlah siswa di DKI Jakarta mencapai 1,5 juta sehingga tak bisa dipantau secara intens. Orangtua pun harus berperan aktif menjaga anaknya agar tak keluar dari rumah.
“Sekarang dari 1,5 juta siswa masih ada, saya enggak menafikan itu, enggak mungkin ngurungin lah ya. Di sekolah saja susah diawasi apalagi di rumah. Logikanya ini berada di rumah, menjadi tanggung jawab siapa? Gitu kan,” tuturnya. Sementara itu, Satpol PP DKI Jakarta berkeliling ke tempat-tempat yang biasa menjadi tempat berkumpul anak-anak usia sekolah.
Ini dilakukan sejalan dengan kebijakan ditutupnya sekolah dan siswa belajar di rumah selama dua pekan. Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin telah memerintahkan anak buahnya untuk melakukan operasi ke tempat-tempat keramaian, antara lain warung internet (warnet) dan kafe.
Anak-anak yang didapati berada di tempat-tempat tersebut pada waktu belajar akan diedukasi untuk pulang dan belajar di rumah. “Operasinya bukan menangkap, tapi mengedukasi, mengarahkan mereka untuk kembali ke rumahnya, belajar dan beraktivitas di rumah,” ujar Arifin.
“Kami menjaring ke tempat-tempat keramaian, seperti kafe, warnet, taman-taman,” tambah dia. Diketahui, Pemprov DKI menutup seluruh sekolah di Jakarta selama dua pekan, mulai Senin lalu. Anak-anak diminta belajar di rumah dan diberikan materi belajar serta tugas. Kebijakan ini diterapkan untuk mencegah penyebaran virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19.
Sumber: Kompas.com