Dunia Terancam Kekurangan Peralatan Medis
CAKRAWALATODAY.COM – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut dunia terancam kekurangan perlengkapan kesehatan, seperti masker dan lainnya di tengah merebaknya wabah virus corona yang mematikan.
Kelangkaan bahkan mungkin akan diperparah oleh lonjakan pesat dalam harga perlengkapan medis.
Menurut WHO, sejak wabah COVID-19 merebak, harga masker bedah telah melonjak tajam hingga enam kali lipat, di mana secara spesifik, harga masker pernapasan (respirator) N95 telah naik hingga tiga kali lipat. Sementara harga jubah pelindung naik dua kali lipat.
“Diperkirakan petugas kesehatan setiap bulannya akan membutuhkan 89 juta masker, 76 juta sarung tangan, dan 1,6 juta pasang kacamata.” jelas lembaga yang berbasis di Jenewa, Swiss itu, menurut laporan Reuters, Rabu (4/3/2020).
Lebih lanjut, kelangkaan juga kemungkinan besar akan terjadi karena tingginya kepanikan yang muncul dalam masyarakat, yang telah memicu penimbunan benda-benda penting dalam penanganan wabah corona. Sikap ‘kalap’ ini disebut WHO merugikan tenaga medis, sebab persediaan menjadi terbatas untuk petugas kesehatan yang justru paling membutuhkan peralatan tersebut.
Mirisnya, pembelian yang membabi buta ini tetap terjadi meski WHO dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), telah menjelaskan bahwa masker tidak mampu 100% mencegah seseorang dari tertular virus asal Wuhan, China itu.
“Tanpa rantai pasokan yang aman, risiko bagi petugas kesehatan di seluruh dunia adalah nyata,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pernyataan di website WHO.
“Industri dan pemerintah harus bertindak cepat untuk meningkatkan pasokan, mempermudah pembatasan ekspor dan memberlakukan tindakan untuk menghentikan spekulasi dan penimbunan. Kita tidak dapat menghentikan COVID-19 tanpa melindungi petugas kesehatan terlebih dahulu.”
Lebih lanjut, Tedros meminta perusahaan dan pemerintah untuk meningkatkan produksi sebesar 40% karena jumlah infeksi akibat virus terus meningkat di seluruh dunia. Per Rabu, jumlahnya telah mencapai 94.251 kasus dengan 3.214 kematian.
“Untuk memenuhi permintaan global yang meningkat, WHO memperkirakan bahwa industri harus meningkatkan manufaktur sebesar 40%.
“Pemerintah harus mengembangkan insentif bagi industri untuk meningkatkan produksi. Ini termasuk pelonggaran pembatasan ekspor dan distribusi peralatan pelindung pribadi dan persediaan medis lainnya,” kata Tedros dalam website resmi WHO.**
Sumber: CNBC Indonesia