BatamBerita TerbaruBerita Utama

Pasca Polemik Natuna, Digelar Joint Analysis Bidang Kamsus Perkuat Keutuhan dan Kedaulatan NKRI

CAKRAWALATODAY.COM, Batam – Kabaintelkam Polri Komjen Pol Agung Budi Maryoto, M.Si hadiri kegiatan “Joint Analysis Bidang Kamsus T.A 2020 yang mengangkat topik “Memperkuat Keutuhan dan Kedaulatan NKRI” di Graha Lancang Kuning, Mapolda Kepri, Batubesar, Nongsa, Batam, Kepri, Jumat (31/1/2020).

Selain Kabaintelkam kegiatan ini, juga dihadiri Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan 1 Laksamana Madya TNI Yudo Margono, MM, Kakorpolairud Baharkam Polri Irjen Pol Lotharia Latif, M.Hum, Kapolda Kepri Irjen Pol Andap Budhi Revianto, Kepala Kamla Zona Maritim Barat Laksamana Pertama TNI Eko Muryanto, Wakapolda Kepri Brigjen Pol Yan Fitri Halimansyah, Forkompinda Provinsi Kepri, Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal, Pejabat Utama Polda Kepri, Narasumber dan para peserta Joint Analysis.

Kegiatan diawali sambutan Kapolda Kepri Irjen Pol Andap Budhi Revianto menyampaikan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang atas karunianya, kegiatan ini dapat berlangsung. “Kegiatan ini merupakan suatu momentum yang bermanfaat, mari kita perkuat dan kita jaga NKRI. Mari bersama ikuti acara ini dengan baik dan selamat datang di Polda Kepri,” kata Andap, Jumat (31/1/2020).

Sesi Photo bersama usai kegiatan Joint Analysis Bidang Kamsus T.A 2020 yang di Graha Lancang Kuning Polda Kepri Jumat (31/1/20). (Photo : hms)

Selanjutnya dalam kesempatan itu, Kabaintelkam Polri Agung Budi Maryono menyampaikan kegiatan Joint Analysis bidang Kamsus, yang mengangkat topik “memperkuat keutuhan dan kedaulatan NKRI”. Hal ini Berkaitan dengan pasca terjadinya kembali polemik di perairan Natuna, Kepulauan Riau.

“Sebagaimana diketahui sejak akhir tahun 2019 sampai beberapa minggu ini, di Perairan Natuna Kepulauan Riau kembali menjadi perhatian masyarakat secara luas, yang disebabkan kehadiran sejumlah kapal nelayan Tiongkok yang melakukan penangkapan ikan dengan dikawal kapal Coast Guard China, memasuki wilayah Perairan ZEE Indonesia (130 mil laut) sejak tanggal 10 Desember 2019 lalu, ” ujar Agung.

Dijelaskan, sesuai konvensi hukum laut PBB (UNCLOS) tahun 1982, Indonesia memiliki hak berdaulat atas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) diperairan 200 mil laut dari titik pangkal kepulauan dan Indonesia berdaulat atas perairan hingga 12 mil laut dari titik pangkal kepulauan. Kapal Coast Guard China berhasil diusir oleh Badan Keamanan Laut (Bakamla) dan militer Indonesia, namun mereka tetap mengklaim bahwa mereka memiliki hak di perairan tersebut.

Peserta Kegiatan Joint Analysis Bidang Kamsus T.A 2020 yang di Graha Lancang Kuning Polda Kepri Jumat (31/1/20). (Photo : hms)

“Klaim china atas perairan laut Natuna, khususnya Laut Natuna Utara, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), dengan memakai Nine-Dash Line (sembilan garis putus-putus dengan titik-titik imajenier) di Laut China Selatan. Selain menggunakan dasar Nine Dash Line, China juga mengklaim Perairan Natuna sebagai wilayah penangkapan ikan tradisional nelayan China dengan mengacu pada batas wilayah China sejak zaman Dinasti Ming,” jelas Agung.

Menurutnya, tindakan nelayan dan pengawalan kapal Coast Guard China yang masuk ke Perairan Indonesia, merupakan ancaman besar terhadap keutuhan dan kedaulatan Negara Indonesia yang perlu dikaji dan diantisipasi. Dalam menghadapi berbagai potensi ancaman yang mampu mengganggu keutuhan dan kedaulatan Negara Republik Indonesia.

“Berkaitan dengan hal tersebut, maka Baintelkam Polri menyelenggarakan Joint Analysis Bidang Kamsus Baintelkam Polri TA. 2020 dengan tema: “Memperkuat Keutuhan dan Kedaulatan NKRI”,” tegas Jenderal Bintang Tiga tersebut.

Diakhir sambutannya, Kabaintelkam Polri Agung Budi Maryoto menekankan kepada seluruh peserta untuk menyimak dan mencermati materi yang diberikan oleh narasumber yang dapat menambah wawasan peserta dan jadikan sebagai referensi untuk mendukung pelaksanaan tugas di lapangan dalam mencari solusi penanganan permasalahan di perairan Natuna.

“Jadikan Joint Analysis ini sebagai sarana diskusi interaktif yang positif bagi organisasi sekaligus langsung dapat implementatif di lapangan.Selalu tingkatkan pengetahuan dan kemampuan personel intelkam dalam pelaksanaan tugas dan analisis terhadap produk-produk intelijen, lakukan pemetaan sebagai bagian dari Early Warning dan Early Detection, pahami peraturan perundangan-undangan yang berlaku,”tegas Agung.

Selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan pengisian materi, diskusi serta tanya jawab. (r/hdu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button