Riau Siaga Darurat Asap Karhulta, BPPT Bikin Hujan Buatan Hingga Oktober
CAKRAWALATODAY.COM, Pekanbaru – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memperkirakan pelaksanaan operasi hujan buatan untuk penanganan siaga darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau, berlangsung hingga Oktober 2019.
Namun, ujar dia, biasanya untuk mengetahui sampai kapan pelaksanaan operasi hujan buatan akan diputuskan pada rapat evaluasi yang dihadiri oleh pihak terkait.
“Kalau dirasa ke depan sudah aman, baru diputuskan TMC [hujan buatan] selesai,” kata Sutrisno.
Dia mengemukakan hujan buatan untuk mengatasi karhutla di Provinsi Riau sudah dilaksanakan sejak 26 Februari 2019 hingga saat ini.
Mengingat mulai pertengahan Februari titik panas (hotspot) di Riau mulai bermunculan, sehingga BNPB meminta BB-TMC BPPT untuk melaksanakan hujan buatan.
“Hasilnya alhamdulillah pada awal-awal pelaksanaan TMC hingga akhir Juni keberadaan awan cukup baik, awan yang kami semai menghasilkan hujan yang cukup signifikan mampu meredam munculnya hotspot,” kata Sutrisno.
Namun sejak awal Juli 2019, keberadaan awan mulai berkurang. Meski masih bisa ditemukan awan yang bisa disemai, kondisinya tidak sebaik pada periode Februari-Juni.
Sementara itu dari update titik panas (hotspot), Rabu (7/8/2019) pukul 16.00 WIB, level confidence (kepercayaan) 70 persen di Riau berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebanyak 26 titik api.
Sebanyak 26 titik itu berada di Kabupaten Bengkalis 3 titik, Kampar 2 titik, Rokan Hilir 2 titik, Indragiri Hulu 2 titik, Siak 4 titik, Indragiri Hilir 9 titik, dan sisanya di Pelalawan. Sementara update jarak pandang (visibility), Kota Pekanbaru 7 km, Kota Rengat 8 km, Kota Dumai, 6 km dan Pelalawan 8 km.
Artikel ini terbit pertama kali di Genpi